:: Untuk Muaturun MP3 Kegemaran Anda, Klik Kiri Pada Tajuk Lagu. Anda Kemudiannya Akan Dibawa Ke Halaman Untuk Memuaturun MP3 Tersebut ::

Rabu, 26 Desember 2012

KORPS HMI-WATI ( KOHATI ) CABANG SIDRAP MEMPERINGATI HARI IBU 22 DESEMBER DENGAN SEBUAH UNGKAPAN…



                                   Yuliana Nasrullah

Hari ibu adalah hari yang sangat istimewah bagi seorang Perempuan yang memiliki peran penting didalam keluarga sebagai sesosok Ibu maupun istri. Sebagai seorang anak baik laki-laki maupun perempuan senantiasa tetap berbakti terhadap ibunya karena ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat kita sampai dewasa maka dari pada itu kasih sayang seorang ibu adalah segalanya bagi anaknya.
Suatu ungkapan dari Ketua Umum KOHATI Cabang Sidrap YULIANA NASRULLAH “ Ibu adalah pelita hidupku, penerang jiwaku,penghapus Laraku. Walaupun pengurus Korps HMI-Wati Cabang Sidrap tidak menggelar kegiatan dalam rangka memperingati hari Ibu tetapi mereka masih bisa mengapresiasi sedikit ungkapannya dalam tulisan ini bahwa dengan adanya peringatan hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember merupakan sebuah bentuk kemuliaan terhadap seorang Ibu yang telah mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk membagikan kebahagiaannya.

Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu jadi hari ini adalah moment yang paling baik untuk mengungkapkan kasih sayang terhadap Ibu tetapi bukan hanya pada hari ini ungkapan itu atau realisasi kasih sayang kita harus di ungkapkan melainkan seterusnya kita mesti menyayangi, menghormati dan membahagiakan Ibu dengan penuh kasih sayang yang tulus dan suci. Perlu juga dipahami bahwa eksistensi seorang Ibu itu adalah ketika anaknya mampu membahagiakan Ibunya atas perjuangan yang selama ini telah diberikan. sebenarnya seorang Ibu tidak mengharapkan balasan dari seorang anak melainkan sebagai sesosok ibu memiliki fitrah ingin di sayangi dan di hormati pula. Betapa hebatnya seorang Ibu.
Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Kalau Ayah mempunyai slogan yaitu Surganya Ibu di bawah kaki Ayah, tetapi slogan Ibu adalah Surganya Anak di bawah kaki Ibu.
“SELAMAT HARI IBU, AKU MENYAYANGIMU IBU…”


PERHATIAN : JIKA TERDAPAT LINK MUATURUN YANG GAGAL BERFUNGSI ATAU TERDAPAT MASALAH UNTUK MUATURUN MP3,KOMEN-KOMEN,SERTA CADANGAN-CADANGAN LAIN SILA NYATAKAN DALAM KOTAK KOMEN YANG TERDAPAT PADA SETIAP POST. KOTAK KOMEN TIDAK DIPAPARKAN PADA LAMAN UTAMA. KERJASAMA ANDA AMATLAH DIHARGAI.
:: Untuk Muaturun MP3 Kegemaran Anda, Klik Kiri Pada Tajuk Lagu. Anda Kemudiannya Akan Dibawa Ke Halaman Untuk Memuaturun MP3 Tersebut ::

Minggu, 23 Desember 2012

Asal Muasal Sidenreng Rappang



Di bawah ini sebuah tulisan mengungkap asal muasal sidenreng rappang, silakan dibaca-baca....

Asal Muasal Nama 'Sidenreng Rappang'

Adalah mudah merasa kenal dan akrab dengan satu nama, tapi tidak tahu asal-muasal nama itu dan cerita di baliknya. Citizen reporter memaparkan latar belakang nama sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai lumbung padi Sulsel.

SIDRAP, kata yang sudah tidak asing lagi di pendengaran mereka yang berada di lingkup Sulawesi Selatan. Nama dari salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai lumbung padi. Juga dikenal sebagai masyarakat yang cara bicaranya kasar dan suaranya yang keras, sampai ada ungkapan yang menyatakan ”Lebbimoi Nacairiyye To Bone, Naiyya Nabicie To Sidenreng”. Artinya, lebih baik dimarahi oleh orang Bone daripada dibisik oleh orang Sidenreng Rappang. Namun pun begitu, bagi orang yang menyalami secara mendalam hati dan karakter masyarakat Sidenreng Rappang pasti akan berkata, ”Naiyya To Sidenreng Rappengnge Garagaji Timunna, Sabbe Atinna.” Artinya, sesungguhnya orang Sidenreng Rappang bibirnya ibarat gergaji namun hatinya selembut sutra. Maknanya, tegas tapi bijaksana, keras budi bahasa tetapi halus budi pekerti.

Sidrap adalah kabupaten yang sarat dengan sejarah. Kabupaten yang memperingati tanggal 18 Februari sebagai hari jadinya ini, ternyata mempunyai sejarah dibalik namanya. Saya adalah salah seorang di antara sekian banyak putra-putri Sidenreng Rappang yang tertarik untuk menelusuri jejak sejarah di balik nama kabupaten kami itu. Tulisan yang saya tulis ini merujuk pada buku lontara’ dan hasil seminar tentang hari jadi Sidenreng Rappang, serta berbagai literature lainnya. Dalam buku lontara’ Mula Ri Timpakenna Tana’e Ri Sidenreng halaman 147, dikisahkan tentang seorang raja bernama Sangalla. Ia adalah seorang raja di Tana Toraja. Anaknya ada 9 : La Maddarammeng, La wewanriru, La Togellipu, La Pasampoi, La Pakolongi, La Pababbari, La Panaungi, La Mampasessu, dan La Mappatunru. Sebagai saudara sulung, La Maddaremmeng selalu menekan dan mengintimidasi kedelapan adik-adiknya, bahkan daerah kerajaan adik-adiknya ia rampas semua. Karena semua adiknya tidak tahan lagi dengan perlakuan kakaknya, mereka pun sepakat meninggalkan Tana Toraja. Karena perjalanan yang melelahkan, mereka kehausan lalu mencari jalan ke tepi genangan air di pinggir danau. Namun, danau itu ternyata berada di hutan yang lebat, sehingga sulit bagi mereka untuk mencapainya. Karena harus menembus semak belukar yang lebat, mereka pun Sirenreng-renreng (saling berpegangan tangan). Sesampainya di sana, mereka minum sepuas-puasnya dan duduk beristirahat kemudian mandi. Setelah itu, mereka berdiskusi bertukar pikiran tentang nasib yang merka jalani. Akhirnya, mereka sepakat untuk bermukim di tempat itu. Di sanalah mereka memulai kehidupan baru untuk bertani, berkebun, menangkap ikan, dan beternak. Semakin hari, pengikut-pengikutnya pun semakin banyak.

Tempat itulah yang kemudian dikenal “Sidenreng“, yang berasal dari kata Sirenreng-renreng mencari jalan ke tepi danau, dan danau itulah yang sekarang dikenal dengan danau Sidenreng. Dari situ, terbentuk kerajaan Sidenreng. Menurut sejarah, Sidenreng Rappang awalnya terdiri dari dua kerajaan, masing-masing Kerajan Sidenreng dan Kerajaan Rappang. Kedua kerajaan ini sangat akrab. Begitu akrabnya, sehingga sulit ditemukan batas pemisah. Bahkan dalam urusan pergantian kursi kerajaan, keduanya dapat saling mengisi. Seringkali pemangku adat Sidenreng justru mengisi kursi kerajaan dengan memilih dari komunitas orang Rappang. Pegitu pula sebaliknya, bila kursi kerajan Rappang kosong, mereka dapat memilih dari kerajaan Sidenreng . Itu pula sebabnya, sulit untuk mencari garis pembeda dari dua kerajaan tersebut. Dialek bahasanya sama, bentuk fisiknya tidak beda, bahasa sehari-harinya juga mirip. Kalaupun ada perbedaan yang menonjol, hanya dari posisi geografisnya saja. Wilayah Rappang menempati posisi sebelah Utara, sedangkan kerajaan Sidenreng berada di bagian Selatan. Kedua kerajaan tersebut masing-masing memiliki sistem pemerintahan sendiri. Di kerajaan Sidenreng kepala pemerintahannya bergelar Addatuang. Pada pemerintahan Addatuang, keputusan berasal dari tiga sumber yaitu, raja, pemangku adab dan rakyat. Sedangkan di Kerajaan Rappang rajanya bergelar Arung Rappang dan menyandarkan sendi pemerintahanya pada aspirasi rakyat. Demokrasi sudah terlaksana pada setiap pengambilan kebijakan.

Monumen Ganggawa di Pangkajene.Demokrasi bagi kerajaan Rappang adalah sesuatu yang sangat penting, salah satu bentuk demokrasinya adalah penolakan diskriminasi gender. Perbedaan gender tidak menjadi masalah, khususnya bagi kaum wanita untuk meniti karir sebagaimana layaknya kaum pria. Buktinya, adalah emansipasi wanita sudah ditunjukkan dengan seorang perempuan yang menjadi rajanya, yaitu raja Dangku, raja kesembilan yang terkenal cerdas, jujur, dan pemberani. Wanita yang kemudian dikenal sukses menjalankan roda pemerintahan di zamannya. Pada saat pengakuan kedaulatan republik Indonesia oleh Belanda tanggal 27 Desember 1949, berakhirlah dinasti Kerajaan Sidenreng dan Kerajaan Rappang. Ketika bumi Indonesia kemudian melepaskan diri dari belenggu penjajah, ketika pekik kemerdekaan menggema di seantero nusantara, kerajaan Sidenreng lebih awal menunjukkan watak nasionalismenya dengan bersedia melepaskan sistem kerajaan mereka. Padahal sistem itu sudah berlangsung lama, sampai 21 kali pergantian pemimpin. Mereka memilih berubah dan menyatu dengan pola ketatanegaraan Indonesia. Kerajaan akhirnya melebur menjadi kabupaten Sidenreng Rappang, dengan bupati pertamanya H. Andi Sapada Mapangile dan untuk pertama kalinya dalam sejarah pemerintahan Sidenreng Rappang dilakukan pemilihan umum untuk memilih bupati secara langsung pada tanggal 29 Oktober 2008 lalu.

PERHATIAN : JIKA TERDAPAT LINK MUATURUN YANG GAGAL BERFUNGSI ATAU TERDAPAT MASALAH UNTUK MUATURUN MP3,KOMEN-KOMEN,SERTA CADANGAN-CADANGAN LAIN SILA NYATAKAN DALAM KOTAK KOMEN YANG TERDAPAT PADA SETIAP POST. KOTAK KOMEN TIDAK DIPAPARKAN PADA LAMAN UTAMA. KERJASAMA ANDA AMATLAH DIHARGAI.
:: Untuk Muaturun MP3 Kegemaran Anda, Klik Kiri Pada Tajuk Lagu. Anda Kemudiannya Akan Dibawa Ke Halaman Untuk Memuaturun MP3 Tersebut ::

Sekilas Nene' Mallomo


Sekilas Tentang Nene’ Mallomo, Salah Satu Cendikiawan Sulsel

Nene’ Mallomo merupakan salah satu tokoh legenda (cendekiawan) di Sidenreng Rappang yang kemudian menjadi landmark Kabupaten Sidrap yang hidup di Kerajaan Sidenreng sekitar abad ke-16 M, pada masa pemerintahan La Patiroi, Addatuang Sidenreng.

Ada juga yang menyebutkan bahwa Nene’ Mallomo lahir sebelum masa pemerintahan Raja La Patiroi, yaitu pada masa Raja La Pateddungi. Beliau meninggal Tahun 1654 M di Allakuang, dimana salah satu mottonya yang terkenal dan menjadi motivasi kerja adalah Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei Pammase Dewata. Pada zaman dahulu, setiap kerajaan memiliki cendekiawan yang merupakan pembimbing masyarakat dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
Ada 5 orang cendekiawan yang terkenal dalam perjalanan sejarah kerajaan Bugis, yakni Kajao Laliddo (cendekiawan kerajaan Bone), Nene’ Mallomo (cendekiawan kerajaan Sidenreng), Arung Bila (cendekiawan kerajaan Soppeng), La Megguk (cendekiawan kerajaan Luwu) dan Puang ri Maggalatung (cendekiawan kerajaan Wajo).

Para cendekiawan tersebut sering melaksanakan pertemuan untuk mengadakan diskusi, sambil tukar menukar pengalaman yang nantinya akan menambah wawasan seiap orang. Salah satu pertemuan yang terkenal digelar di Cenrana.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kajao Laliddo dari Bone, Nene’ Mallomo dari Sidenreng, Puang ri Maggalatung dari Wajo, Topacaleppang dari Soppeng, Macca e dari Luwu dan Boto Lempangan dari Gowa.
Dari pertemuan tersebut, Nene’ Mallomo kemudian melahirkan buah pikirannya yang disepakati oleh para cendekiawan yang hadir. Buah pikirannya berupa sebuah prinsip yang harus dijalankan oleh aparat kerajaan dalam mewujudkan masyarakat yang taat hukum.
Prinsip tersebut dikenal dengan ungkapan “Naia Adek Temmakkeana Temmakkeappo” (hukum tidak mengenal anak cucu).
Para cendekiawan kerajaan juga berfungsi untuk menghasilkan karya yang dapat dijadikan pedoman dalam membangun kerajaan/masyarakat ke arah yang lebih baik. Pedoman tersebut lebih dikenal dengan istilah pangadereng. Menurut Muh. Salim (1984), “pangadereng meliputi segala keharusan bertingkah laku dalam kegiatan orang Bugis, meliputi keseluruhan tata tertib, pedoman hidup dan kehidupan, baik dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam kehidupan bermasyarakat”.
Pangadereng meliputi adek (perbuatan yang memberikan keseimbangan/mappasilasa), bicara (perbuatan saling menyembuhkan/mappasisau dan perkataan yang saling menghormati), rapang (percontohan, yakni perbuatan yang menserupakan/ mappasenrupa), wari (tata cara, yakni perbuatan yang tahu membedakan/mappalaiseng).
Sedangkan Drs. Mattulada (1968) mengatakan : “pangadereng dapat diartikan sebagai keseluruhan norma-norma, meliputi bagaimana seseorang harus bertingkah laku terhadap sesamanya manusia dan terhadap pranata sosialnya secara timbal balik dan yang menyebabkan adanya gerak (dinamis) masyarakat. Pangadereng dibangun oleh banyak unsur yang saling menguatkan. Pangadereng meliputi hal ihwal ade’ (adat), bicara, rapang (contoh), wari (tata cara) dan sara’. Semua diperteguh dalam satu rangkuman yang melatarbelakanginya,yaitu satu ikatan yang mendalam ialah siri”.
Nene’ Mallomo hanyalah sebuah gelar bagi seseorang, dimana dalam bahasa Bugis Sidrap, kata Mallomo berarti mudah, yang maksudnya bahwa Nene’Mallomo mudah memecahkan suatu permasalahan yang timbul. Nene, Mallomo merupakan seorang laki-laki, walaupun kata nene’ menunjuk pada istilah wanita yang telah lanjut usia (tua). Dalam budaya Bugis dahulu, kata Nene’ digunakan untuk pria/wanita yang telah lanjut usia.

Nama asli Nene’Mallomo adalah La Pagala, namun ada juga yang mengatakan bahwa nama asli Nene’Mallomo adalah La Makkarau. Nene’ Mallomo dikenal sebagai seorang intelektual yang mempunyai kapasitas dalam hukum dan pemerintahan serta berwatak jujur dan adil kepada seluruh masyarakatnya.
Dalam konteks masalah hukum, Nene’ Mallomo mempunyai prinsip yaitu Ade Temmakkeana Temmakkeappo, yang berarti bahwa hukum tidak mengenal anak dan cucu. Hal ini menunjukkan sisi keadilan dan ketegasan dari seorang Nene’ Mallomo, yang juga merupakan salah seorang penyebar agama Islam di daerah Sidrap.

PERHATIAN : JIKA TERDAPAT LINK MUATURUN YANG GAGAL BERFUNGSI ATAU TERDAPAT MASALAH UNTUK MUATURUN MP3,KOMEN-KOMEN,SERTA CADANGAN-CADANGAN LAIN SILA NYATAKAN DALAM KOTAK KOMEN YANG TERDAPAT PADA SETIAP POST. KOTAK KOMEN TIDAK DIPAPARKAN PADA LAMAN UTAMA. KERJASAMA ANDA AMATLAH DIHARGAI.
:: Untuk Muaturun MP3 Kegemaran Anda, Klik Kiri Pada Tajuk Lagu. Anda Kemudiannya Akan Dibawa Ke Halaman Untuk Memuaturun MP3 Tersebut ::

Katalog Lontara


01-01. Kisah Syekh Yusuf (abad ke-18).
01-02. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-20).
01-03. Sinrili Kappala Tallumbatua (abad ke-20).
01-04. Kisah Siti Saerah (abad ke-20).
01-05. Kisah Nabi Muhammad (abad ke-20).
01-06. Surat Bercukurnya dan Nasehat Nabi (abad ke-20).
01-07. Isra Mi'raj (abad ke-20).
01-08. Maulid Syaraful Anam (abad ke-20).
01-09. Catatan Harian (abad ke-19).
01-10. Mi'raj Nabi (abad ke-20).
01-11. Hikayat Syekh Yusuf (abad ke-20).
01-12. Tanda-tanda Ayam sabungan (abad ke-20).
01-13. F ikhi (abad ke-18-19).
01-14. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-20).
01-15. Nasehat Orang Sulsana (abad ke-20).
01-16. ElQy Matutu (abad ke-20).
01-17. Hikayat Syekh Bilmah Rufi (abad ke-20).
01-18. Lontaraq Ayam (abad ke-17).
01-19. Silsilah Karaeng Rungoro (abad ke-20).
01-20. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-l8).
01-21. Khotbah Jum’at (abad ke-18).
01-22. Khutbah Jum’at dan Lebaran (abad ke-17).
01-23. Bunga Rarnpai Lontaraq (abad ke-17).
01-24. Meong Palo Karellae (abad ke-19).
01-25. Meong Palo Karellae (abad ke-20).
01-26. Bunga Rampai Kegamaan (abad ke-19).
Rol B 2
02-01. Surat Al Qur’an (abad ke-20).
02-02. Bunga Rampai Kegamaan (abad ke-20).
02-03. Bunga Rampai Kegamaan (abad ke-20).
02-04. Fikhi (abad ke-19).
02-05. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
02-06. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
02-07. Do’a-Do’a (abad ke-20).
02-08. Kisah Wafatnya Nabi (abad ke-20).
02-09. Kutika (abad ke-20).
02-10. Riulona Managae (abad ke-20).
02-11. Kata-kata Sumpayang (abad ke-18).
02-12. Hikayat Simiskin (abad ke-20).
02-13. Do’a-Do’a (abad ke-20).
02-14. Kisah Peperangan Bagina Ali (abad ke-20).
02-15 Surat Bercukurnya Nabi Muhammad (abad ke-20).
02-16. Do’a-Do’a Pituka (abad ke-20).
02-17. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
02-18. Baca-baca (abad ke-19).
02-19· Syarat Sah Salat (abad ke-20).
02-20. Nasehat Keagamaan Bentuk Syair (abad ke-20).
02-21. Shalat (abad ke-20).
02-22. Surek Galigo Mula Ulona Batara Guru (abad ke-20).
02-23. Adat keturunan Bulu Matanrae (abad ke-20).
02-24. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
02-25. Nasehat Keagamaan (abad ke-20).
02-26. Fikhi (abad ke-20).
02-27. Kutika (abad ke-20).
02-28. Bunga Rampai Budaya dan Agama. (abad ke-20).
02-29. Surat Bercukurny Nabi (abad ke-20).
02-30. Aneka Baca-baca (abad ke-20).
02-31. Baca-baca pemanis (abad ke-20).
02-32. Tarekat (abad ke-20).
02-33. Baca-baca dan Do’a-do'a (abad ke-19).
02-34. Bulu Matanrae (abad ke-20).
02-35. Bunga Rampai Azimat. (abad ke-18).
02-36. Silsilah (abad ke-20).
02-37. Surat Bercukurnya Nabi Muhammad SAW (abad ke-20).
02-38. Hukum Adat Peraturan-peraturan (abad ke-19).
02-39. Tul Qiyamah (abad ke-20).
02-40. Hikayat Syekh Maradang (abad ke-20).
02-41. Fikhi. (abad ke-19).
Rol B 3
03-01. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
03-02. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
03-03. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
03-04. Tul Qiyamat (abad ke-20).
03-05. Surat Bercukurnya Nabi Muhammad (abad ke-20).
03-06. Bunga Rampai dan Keagamaan (abad ke-20).
03-07. Rukun Shalat (abad ke-20).
03-08 Nur Muhammad (abad ke-20).
03-09. Tauhid (abad ke-19).
03-10. Saweri Cading Saling Merindu (abad ke-19).
03-11. Kutika (abad ke-20).
03-12. Kutika (abad ke-19).
03-13. Kutika (abad ke-19).
03-14. Do’a-Do’a dan nasehat Abdul Kahir (abad ke-19).
03-15. Tarekat dan Tauhid (abad ke-19).
03 16. Attoriolong Ujunglohe (abad ke-19).
03-17. Nur Muhammad dan Hikayat Fatimasang (abad ke-20).
03-18. Surek Makhellunua Nabitta dan Naseha t Abdul Rada (abad ke-18).
03-19. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
03-20. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
03-21. Panangrang (abad ke-20).
03-22. Kutika (abad ke-20).
03-23. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
03-24. Kutika (abad ke-20).
03-25 Pemiliharaan Kerbau (abad ke-20).
03-26. Hadis (abad ke-19).
03-27. Mifata Al-Musykil (26-6-1956).
03-28. Tauhid (abad ke-l8).
03-29. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
03-30 Fikhi dan Do’a-Do’a (11-4–1991).
03-31 Sureq Mallinrunna (abad ke-20).
03-32. Mikraj (abad ke-18).
03-33. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
03-34. Kutika (abad ke-19).
03-35. Zikir Tahlil (abad ke-20).
03-36. Lontaraq Obat-Obatan (abad ke-20).
03-37. Azimat (abad ke-20).
03-38. Ilmu Kewiraan (abad ke-18).
03-39. F ikhi. (abad ke-17).
03-40. Kutika. (abad ke-20).
03-41. Pappilajarang. Basa Mangkasara (1930).
03-42. Surek Abbaca Bacangeng III (1930).
03-43. Surek Abbaca Bacangeng IV (1929).
03-44. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-17).
03-45. Bunga Rampai Agama. (abad ke-17).
03-46. Silsilah Tarekat Halwatiah (abad ke-17).
03-47. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
03-48. Fikhi dan Tauhid (abad ke-20).
03-49. Bang unan Rumah yang baik (abad ke-20).
03-50. Hikayat Nabi Muhammad (abad ke-20).
Rol B 4
04-01. Baca-baca. (abad ke-20).
04-02. Ilmu Sharaf (abad ke-19).
04-03. Bunga Rampai Tasauf (abad ke-19).
04-04. Fikhi (abad ke-19).
04-05. Tauhid dan tasauf (abad ke-19).
04-06. Sejarah Nabi (abad ke-19).
04-07. Bunga Rampai Kegamaan (abad ke-19).
04-08. Fikhi (abad ke-18).
04-09. Fikhi (abad ke-19).
04-10. Bunga Rampai Tasauf (abad ke-19).
04-11. Bunga Rampai Tasauf (abad ke-19).
04-12. Ilmu Kewiraan (abad ke-19).
04-13. Baca-baca Matra (abad ke-18).
04-14. Karaeng Tompo ke Cina (abad ke-18).
04-15. Bunga Rampai Kegamaan (abad ke-19).
04-16. Risalah As-Diyah (1972-1975).
04-17. Mi'raj Nabi Muhammad (abad ke-20).
04-18. Tata cara Sembahyang (abad ke-20).
04-19. Mantra-mantra (abad ke-19).
04-20. Fikhi {abad ke-19).
04-21. Dialog Nabi dengan Abdullah bin Salam (abad ke-20).
04-22. Hikayat Nabi (abad ke-18).
04-23. La Caligo bertemu orang tuanya (abad ke-19).
04-24. Bacaan Zikir (abad ke-19).
04-25. Bunga Rampai Budaya (abad ke-18).
04-26. Pesan-pesan (abad ke-19).
04-27. Doa (abad ke-20).
04-28. Kelong (abad ke-19).
04-29. Bunga Rampai Buda ya. (abad ke-18).
04-30. Kelong (abad ke-18).
04-31. Nyanyian Keagamaan (abad ke-18/19).
04-32. Do'a Keselamatan (abad ke-18).
04-33. Surat bercukurnya Nabi Muhammad (abad ke-19).
04-34. Silsilah (abad ke-20).
04-35. Kelong (abad ke-19).
04-36. Elong Matutu. (abad ke-20).
04-37. Kitab Al-Ibanah Al-Ruqissiyah (abad ke-20).
04-38. Al-Qisah Al-Miraj (abad ke-20).
04-39. Al-Tauhid Ruh Al-Ibadah (abad ke-20).
04-40. Fikhi (abad ke-20).
04-41. Kisah Ashabul Kahfi (abad ke-20).
04-42. Khutbah Jum'at (abad ke-20).
04-43. Misbah Al-Himan (abad ke-20).
04-44. Pau-paunna laleng Asalamakeng (abad ke-20).
04-45. Cerita Iamalanasi dan Imallekowa (abad ke-20).
04-46. Bunga Rampai Lontaraq (abad ke-20).
04-47. Kisah Fatimah Syam dan Mi'raj Nabi (abad ke-18).
04-48. Kitab Hukum Shalat (abad ke-20).
04-49. Aneka Kisah (abad ke-20).
04-50. Kitab Faraid, (abad ke-20).
04-51. Bunga Rampai Lontaraq (23-3-1933).
04-52. Elong Matutu (abad ke-20).
04-53. Sang Hyang Sri. (abad ke-20).
04-54. Hikayat Nabi (abad ke-20).
04-55. Tayasir Al-Alam. (9-3-1954).
04-56. Kutika (abad ke-18).
04-57. Akbar, Al-Akhirah(abad ke-20).
04-58. Qawaid-Al-Qawaid (25- 8-1969).
04-59. Nibras As-Suwwam Ma'Rifa Asrar-as-Shiyam (1955).
Rol B 5
05-01. Fikhi (abad ke-19).
05-02. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
05-03. Ditebangnya Welengreng dan berlayar ke Cina (abad ke-20).
05-04. Falakiyah (abad ke-20).
05-05. Puasa (abad ke-20).
05-06. Ilmu Faraid (abad ke-20).
05-07. Mubtabi-Al-Juhala (abad ke-20).
05-08. Bunga Rampai /)gama (abad ke-20).
05-09. Perang Datu Pammusu di Senri Jawa (abad ke-20).
05-10. Bunga Rampa i n uday dan Agama (nbad ke-20).
05-11. Sang Hyang Sri (abad ke-20).
05-12. Taggilinna Sanapati (23-01-1998).
05-13. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
05-14. Do'a dan Azimat (abad ke-18).
05-15. Perkawinan Ila Dewata dengan We Attaweq (abad ke-20).
05-16. Karaeng Galesong membantu Trunojoyo (abad ke -20).
05-17. Isra Mi'raj (abad ke-20).
05-18. Syaraf Al-Anam (abad ke-18).
05-19. Bunga Rampai Keagamaan. (abad ke-19).
05-20. Bunga Rampa Keagamaan (abad ke-20).
05-21. Ila Caligo bertemu dengan ibunya (abad ke-20).
05-22. Bunga Rampai Kegamaan (abad ke-17).
05-23. Tarekat (abad ke-18).
05-24. Tenggelamnya perahu Welenregn (aband ke-18).
05-25. Penentuan Arah Kiblat (abad ke-20).
05-26. Sang Hyang Sri (abad ke-20).
05-27. Perkawinan Guttusibali dengan Sompareruwe (abad ke-20).
05-28. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
05-29. Kasidah (abad ke-20).
05-30. Akidah Islamiyah (abad ke-20).
05-31. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
05-32. Maulid Syaraf Anam (abad ke-20).
05-33. Tuntunan berhaji (abad ke-20).
05-34. Khutbah Jum'at (abad ke-18).
05-35. Bunga Rampai Keagamaan dan struktur Kekuasaan Bulo-bulo (abad ke-17).
05-36. Bunga Rampai Budaya dan Agama (abad ke-20).
05-37. Aneka Kisah (abad ke-20).
05-38. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
05-39. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
05-40. Nasehat Ke Baikan (abad ke-20).
05-41. Lontaraq Melempee Gemmeqna, Jilid I (abad ke-20).
05-42. Lontaraq Melempee Gemmeqna Jilid II (abad ke-20).
05-43. Lontareq Melempee Gemmeqna Jilid III (abad ke-20).
05-44. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
05-45. Tasauf (abad ke-20).
05-46. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
05-47. Sang Hyang Sri (abad ke-20).
05-48. Akhlaq (abad ke-20).
05-49. Bunga Rampai Kegamaan (abad ke-20).
05-50. Bunga Rampai Lontaraq (5-4 -1974).
05-51. Masyidah Nyanyian (1957).
05-52. Lontaraq Pabbura (1991).
05-53. Surat bercukurnya Nabi Muhamrrad (abad ke-20).
05-54. Tarjamah Ba'dh Qissah Al-Isra Wal Al-Mi'raj (20- 2-1951) .
05-55. Kitab Assiyyah. (9-12-1957).
Rol B 6
06-01. Pitika (abad ke-20).
06-02. Pitika (abad ke-20).
06-03. Surek Ilanna Nabitta (abad ke-20).
06-04. Surek Ilanna Nabitta (abad ke-20).
06-05. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
06-06. Rikayat Tuanta Salamaka (abad ke-20).
06-07. Kisah Sitti Saera (abad ke-20).
06-08. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
06-09. Tul - Qiyamah. (abad ke-20).
06-10. La Mappa (abad ke-20).
06-11. La Beu I (abad ke-20).
06-12. La Beu 11 (abad ke-20).
06-13. I Makkutanang Daeng Manuntungi I (abad ke-20).
06-14. I Makkutanang Daeng Manuntungi 11 (abad ke-20).
06-15. I Kukang 11 (abad ke-20).
06-16. Bunga Rampai IV (abad ke-20).
06-17. Arung Malasa Ukif dan Sultanul Injilai (abad ke-20).
06-18. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
06-19. Hikayat Daramatasia (abad ke-20).
06-20. Bukuang Kana Mangkasaraka (mei 1954).
06-21. Zikir Khalwatiyah Samman (abad ke-20).
06-22. Pelajaran Bahasa Makassar I dan 11 (1-10-1957).
06-23. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
06-24. Do’a - Do'a (abad ke-18).
06-25. Kutika dan Fikhi (abad ke-20).
06-26. Sang Hyang Sri (abad ke-20).
06-27. Manurung Di Aganuonjo (abad ke-20).
06-28. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
06-29. Nasehat Keagamaan (abad ke-17).
06-30. Akh1ak (abad ke-20).
06-31. Fikhi (abad ke-20).
06-32. Nahwu dan Fikhi (abad ke-18).
06-33. Bunga Rampai Agama (abad ke-18).
06-34. Surat Bercukurnya Nabi Muhammad (abad ke-20).
06-35. Sejarah Khalifah (abad ke-20).
06-36. Surat Bercukurnya NabiMuhammad(24-11-1949).
06-37. Tul Qiyamah (abad ke-20).
06-38. Surat Bercukurnya Nabi Muhammad (abad ke-20).
06-39. Hikayat Nabi Muhammad (abad ke-20).
06-40. Kisah Indrajaya dan Akhlak Yang Baik (17-2-1978).
Rol B 7
7- 1. Fatwa Sayyid Abdullah Dahlan Imam Syafii (16-10-1931).
7- 2. Fatwa Sayyid Abdullah Dahlan Imam Syafii (16-08-1967).
7- 3. Riwayat Hidup Almarhum K.H.M. Asa'ad (1984).
7- 4. Surat Bercukurnya Nabi Muhammad (12-06-1989).
7- 5. Pitika (abad ke-20).
7- 6. Ajaran Khalwatiyah Samman (1987).
7- 7. Tarekat Khalwatiyah Samman (01-03-1984).
7- 8. Khalwatiyah Samman (03-02-1954).
7- 9. Ibqdatani Duwae Pakkasiwiyang (abad ke-20).
7-10. Tauhid (abad ke-20).
7-11. Kumpulan Nasehat Keagamaan (abad ke-20).
7-12. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
7-13· Kappala Tallumbatua Bercukur dan Kematian Nabi (abad ke-20).
7-14. Pemusatan Ingatan (abad ke-20).
7-15. Maulid Cikoang (abad ke-20).
7-16. At-Tauhid Al-Ilahiyah Wa Al-Ubudiyah (abad ke-20).
7-17. Elong Toriolo, Kasidah dan Elong Pangaja (abad ke-20).
7-18. Silsilah Arung Tire (abad ke-19).
7-19. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
Rol B 8
8- 1. Al-Fawaid Al-Ilmiyah (abad ke-20).
8- 2. Kifayah Al-Mubtadiin (abad ke-20).
8- 3. Akhbar Al-Akhirah (abad ke-20).
8- 4. Mukhtar Al-Adiyah (30-06-1984).
8- 5. Tarjamah Watafsir Juz-29 (abad ke-20).
8- 6. Risalah Ad-Dariyah (abad ke-20).
8- 7. Alkaid. Jilid-2 dan Jilid-3 (abad ke-20).
8- 8. Agi Ritaneng Iyato Riduppa (abad ke-20).
8- 9. Kisah - Kisah Al-Qur'an Juz-1 (abad ke-20).
8-10. Kitab Furukani (abad ke-20).
8-11. At-Tariqah Al-Mu'tabarah Al-Muhammadiyah (abad ke-20).
8-12. Tasawuf (abad ke-20).
8-13. Kamus Kata Galigo (abad ke-20).
8-14. Bunga Rampai Agama Dan Budaya (abad ke-20).
8-15. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
8-16. Tauhid dan Tasawuf (abad ke-18).
8-17. Gelora Kebudayaan Daerah III (abad ke-20).
8-18. Pitika (abad ke-20).
8-19. Indrapatara (08-03-1974).
8-20. Fikhi (abad ke-18).
8-21. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
8-22. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-19).
8-23. Do'a – Do’a (abad ke-15).
8-24. Do'a - Do'a (abad ke-19).
8-25. Do'a - Do'a (abad ke-20).
8-26. Kissa Wali Nuruljinnah (abad ke-20).
8-27. Majalah Al-Asadiyah (abad ke-20).
8-28. Akhbarul Akhirah (abad ke-20).
8-29. Bunga Rampai Agama Dan Budaya (abad ke-20).
8-30. Tasawuf (abad ke-20).
8-31. Kisah Sultan Ibrahim dan Perkawinan Nabi Dengan Khadijah (abad ke-18).
Rol B 9
9- 1. Akbarulakhirah (abad ke-20).
9- 2. Syekh Yusuf (abad ke-20).
9- 3. Isra' Mikraj Nabi (abad ke-20).
9- 4. Turunnya Batara Guru We Nyiliktimo (abad ke-20).
9- 5. Rilekkena Sanghyang Sri (abad ke-18).
9- 6. Sawerigading Bertemu Dengan We Tenriabeng (abad ke-20).
9- 7. Fikhi (abad ke-20).
9- 8. Do'a dan Kutika (abad ke-20).
9- 9. Do’a – Do’a (abad ke-20). I
9-10. Ilmu Kewiraan (abad ke-20).
9-11. Kisah Fatimah dan Índrajaya (abad ke-20).
9-12. Fikhi (abad ke-20).
9-13. Budiistihara (abad ke-19).
9-14. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
9-15. Kelong-Kelong Ganrang Bulo (abad ke-20).
9-16. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-19).
9-17. Bunga Cibollona Dahang dan Diburunyn Arung Palakka (abad ke-18).
9-18. Tasawuf (abad ke-20).
9-19. Keagamaan (abad ke-20).
9-20. Islam dan Imam (abad ke-20).
9-21. Ilmu Tajwid (abad ke-19).
9-22. Bunga Rampai Tasawuf.
9-23. Tauhid (abad ke-18).
9-24. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
9-25. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-19).
9-26. Bayan Allah Fi Makrifah Bayan Min Kulli Bayan (abad ke-19).
9-27. Ilmu Tajwid (abad ke-19).
9-28. Do’a-Do’a (abad ke-20).
9-30. Bunga Rampai Agama (abad ke-19).
Rol B 10
10- 1. Bunga Rampai Ceritra (abad ke-20).
10- 2. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-19).
10- 3. Syekh Yusuf (abad ke-20).
10- 4. Patturiolong (abad ke-20).
10- 5. Do’a Nishfu Sya'ban (abad ke-20).
10- 6. Kitab Al-Thahara (abad ke-20).
10- 7. Khutbah Jum'at (abad ke-20).
10- 8. Kisah Syekh Yusuf (abad ke-20).
10- 9. Silsilah Addatuang Sidenreng (abad ke-20).
10-10. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
10-11. Nasehat Keagamaan (abad ke-20).
10-12. Khutbah Idul Qurban (abad ke-20).
10-13. Khutbah Jum'at (abad ke-20).
10-14. Khutbah (abad ke-20).
10-15. Khutbah (abad ke-20).
10-16. Kutika (abad ke-20).
10-17. Perkawinan Kembar di Gima (abad ke-20).
10-18. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-18).
10-19. Silsilah Manurung di Walemping.
10-20. Nur Muhammad (abad ke-20).
10-21. La Opu Lette Meninggalkan Botillangi (abad ke-20).
10-22. La Makkarodda dan La Makkasau Kepujananting (abad ke-20).
10-23. Kisah Sitti Jawiyah (abad ke-20).
10-24. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
10-25. Do'a - Do'a (abad ke-18).
10-26. Mula Turunnya Batara Guru.
10-27. We T'enridio Sakit Rissu (abad ke-18).
10-28. Mula Turunnya Batara Guru (abad ke-20).
10-29. Obat - Obatan (abad ke-18).
10-30. Tasawuf (abad ke-20).
10-31. Lontaraq Patturioloang (abad ke-20).
10-32. Tasawuf (abad ke-18).
10-33. Meogpalo Karel Lae (abad ke-18).
Rol B 11
11- 1. Bunga Rampai Budaya (22-7-1989).
11- 2. Bunga Rampai Budaya (abad ke-19).
11- 3. Kisah Nabi Muas (abad ke-18).
11- 4. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
11- 5. Khutbah Jum'at (1976).
11- 6. Khutbah Jum'at (abad ke-20).
11- 7. Kisah Nabi Yusuf dan Abdul Bada (abad ke-20).
11- 8. Kisah Indrajaya (abad ke-20).
11- 9. Hikayat Putri Johar Manikam (abad ke-20).
11-10. Akbar Al-Akhirah (abad ke-20).
11-11. Al - Adzkar (abad ke-20).
11-12. Tafsir Surah Muhammad (abad ke-20).
11-13. Majmuah Hikmah (abad ke-20).
11-14. Fikhi (abad ke-20).
11-15. Fikhi (abad ke-20).
11-16. Khutbah (abad ke-20).
11-17. Terjemah AI-Qur'an (abad ke-20).
11-18. Terjemah dan Tafair AI-Qur'an surah ke-25 (abad ke-20).
11-19. Fikhi (abad ke-20).
11-20. Aqidah (abad ke-20).
11-21. Hati (abad ke-20).
11-22. Majalah Da'wah Islam (abad ke-20).
11-23. Niat dan Ikhlas (abad ke-20).
11-24. Syarat Syah Shalat (abad ke-20).
11-25. Fikhi (abad ke-20).
11-26. Fikhi (abad ke-20).
11-27. Khutbah (abad ke-20).
11-28. Pesan-Pesan Terhadap Kebenaran (abad ke-20).
11-29. Akh1ak (1964).
11-30. Soal Jawab Khutbah Bahasa Daerah (1936).
11-31. Fikhi (abad ke-20).
11-32. Tarjamah Sebagian Juz Tigapuluh (1-5-5197).
11-33. Sejarah Nabi (1967).
11-34. Fikhi (abad ke-20).
11-35. Pelita Haji (1978).
11-36. Fikhi ( 1905).
11-37. Fikhi (abad ke-20).
11-38. Iman dan Islam (25-11-1955).
11-39. Terjemahan Barzanji (16-11-1962).
11-40. Fikhi (abad ke-19).
11-41. Sinrilik Kappala Tallumbatua (abad ke-20).
11-42. Majalah As 'Adiyah (abad ke-20).
11-43. Tauhid (abad ke-19).
11-44. Ali Hanafi (abad ke-20).
11-45. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-17).
11-46. Hikayat Ali Hanaf'i (abad ke-20).
Rol B 12
12- 1. Fikhi (abad ke-20).
12- 2. Hakekat Pelakaanaan Shalat (abad ke-17).
12- 3. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-20).
12- 4. Catatan Harian Tahun 1839-1941 (abad ke-19).
12- 5. Isim Jalalah dan Do’a-Do'a (abad ke-20).
12- 6. Fikhi dan Obat-obatan (abad ke-20).
12- 7. Pelantikan Andi Koro (abad ke-19).
12- 8. Pitika dan Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
12- 9. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
12-10. Do'a - Do'a (abad ke-18).
12-11. Do'a - Do'a (abad ke-20).
12-12. Ke1ong (abad ke-20).
12-13. Dialog Nabi Muhammad dengan Abdullah (abad ke-20).
12-14. Tasawuf (abad ke-20).
12-15. Fikhi (abad ke-17).
12-16. Terjemah Al-Qur'an (abad ke-20).
12-17. We Makkawaru Tidak Mau Dimadu (abad ke-20).
12-18. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
12-19. Ditebangnya Pohon Welenreng (abad ke-18).
12-20. Khotbah (abad ke-20).
12-21. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
12-22. Kutika (abad ke-17).
12-23. Tolo Perang Enrekang Dengan Maluwa (abad ke-18).
12-24. Bunga Rampai Budaya Mandar (abad ke-17).
12-25. Bunga Rarnpai Budaya Mandar (abad ke-20).
12-26. Attoriolong di Gowa (abad ke-20).
12-27. Fiqih (abad ke-19).
12-28. Isra' Mikraj dan Tulkiyamah (abad ke-20).
12-29. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-19).
12-30. Perang Ajilaide Dengan I La Galigo (abad ke-20).
12-31. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
12-32. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
12-33. Do’a-Do’a (abad ke-20).
12-34. Do’a dan Bacaan (abad ke-20).
12-35. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
12-36. Tasawuf (abad ke-20).
12-37. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-19).
12-38. Bunga Rampai Keagamaan (1-4-1988).
12-39. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
12-40. Kisah Nabi Ibrahim (abad ke-20).
12-41. Aneka Khotbah (abad ke-20).
12-42. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
12-43. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
12-44. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
12-45. Nasehat (abad ke-20).
Rol B 13
13- 1. Nasehat (abad ke-19).
13- 2. Sawerigading Ke Pammasareng (abad ke-20).
13- 3. lsra' Mikraj dan Hikayat Nabi Yusuf (abad ke-20).
13- 4. Perkawinan Btara Lattu Ditompo Tikka (abad ke-20).
13- 5. Mula Ulona Batara Guru (abad ke-20).
13- 6. Ajilaide Ke Cina (abad ke-20).
13- 7. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
13- 8. Kisah Amirul Mu'minina Hamzah (abad ke-17).
13- 9. Tafsir Kewarisan (abad ke-20).
13-10. Kitab AI-Faraid (abad ke-20).
13-11. Hikayat lbrahim Bin Ad'nan. (abad ke-19).
13-12. Bunga Rampai Budaya dan Agama (abad ke-19).
13-13. Hikayat Tawaddude (abad ke-19).
13-14. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
13-15. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
13-16. Sawerigading Ke Negeri Tetangga (abad ke-20).
13-17. We Datu Senngeng Mengidam (abad ke-19).
13-18. Khotbah Jum’at (abad ke-20).
13-19. Khotbah Khotbah Jum’at (abad ke-20).
13-20. Jum'at dan Ied (abad ke-20).
13-21. Khotbah Jum1at dan Ied (abad ke-20).
13-22. Tasawuf (abad ke-20).
13-23. Tasawuf (abad ke-20).
13-24. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-18).
13-25. Silsilah Tokoh Khalwatia dan Raja Bone (abad ke-20).
13-26. Khotbah Jum' at (abad ke-20).
Rol B 14
14- 1. Riwayat Syekh Yusuf (abad ke-20).
14- 2. Ilmu Ketabitan (abad ke-18).
14- 3. Tasawuf (abad ke-20).
14- 4. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
14- 5. Kissah Dan Budaya (abad ke-20).
14- 6. Kutika (abad ke-20).
14- 7. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
14- 8. Bunga Rampai Keagamaan.
14- 9. Hikayat Tawaddude (abad ke-20).
14-10. Fiqih (abad ke-20).
14-11. Attariolong Ri Bone (abad ke-20).
14-12. Perang Belanda Dengan Bone (abad ke-20).
14-13. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
14-14. Do'a-Da'a Dan Pitika (abad ke-18).
14-15. Syaraful Anam (abad ke-20).
14-16. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20)
14-17. Fiqih (abad ke-20).
14-18. Tarekat Naqsyabandiah (abad ke-19).
14-19. Arung Palakka Ke Buton (abad ke-20).
14-20. Tarekat Muhammadiyah (abad ke-20).
14-21. Kutika (abad ke-20).
14-22. Tala Arung Palakka (abad ke-20).
14-23. Sawerigading Berada di Pammasareng (abad ke-20).
14-24. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
14-25. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
14-26. Baca-Baca dan Do'a-Do'a (abad ke-19).
14-27. Kitab Al -Nikah (abad ke-19)
14-28. Khatib Haddad da Dota-Do'a (abad ke-20).
14-29. Puji-Puji-a n (abad ke-18).
14-30. Puji-Puji-an (abad ke-18).
14-31. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
14-32. Pelaksanaan Jenazah (abad ke-20).
14-33. Mula Turunnya Batara Guru (abad ke-20).
14-34. Fiqih (abad ke-17).
14-35. Tasawuf (abad ke-19).
14-36. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
14-37. Pesta Besar di Cina (abad ke-20).
14-38. Shalat Sunnat (abad ke-20).
14-39. Tasawuf (abad ke-20).
14-40. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
14-41. Fiqin (abad ke-20).
14-42. Elong Keagamaan (abad ke-19).
14-43. Tarekat (abad ke-18).
14-44. Aneka Do'a (abad ke-19).
14-45. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
14-46. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
14-47. Salinrung Langi Diturunkan (abad ke-19).
14-48. Surat Keterangan Keluar Daerah Indo Balele (abad ke-20).
14-49. Surat Keterangan Harta Indo Balele (abad ke-20).
14-50. Surat Pengenalan diri (abad ke-20).
14-51. Tauhid (abad ke-20).
Rol B 15
15- 1. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
15- 2. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
15- 3. Mikraj Nabi (abad ke-20).
15- 4. Isra' Mikraj (abad ke-19).
15- 5. Dialog Bayi dengan Tuhan (abad ke-20).
15- 6. Dialog Antara Tuhan Dan Nabi Musa (abad ke-20).
15- 7. Hikayat Abu Hazim (abad ke-18).
15- 8. Hiknyat Abu Hazim (abad ke-18).
15- 9. Ilmu Kewiraan (abad ke-19).
15-10. Ilmu Kewiraan (abad ke-20).
15-11. Roman Arung Manajeng (abad ke-20).
15-12. Terjemah Fathul Karib (abad ke-17).
15-13. Aneka Macam Do'a (abad ke-18).
15-14. Bacaan Shalat (abad ke-19).
15-15. Nasehat Nabi dan Kutika (abad ke-20).
15-16. Hikayat Nabi Muhammad (abad ke-20).
15-17. Nur Muhammad dan Allah (abad ke-20).
15-18. Sejarah Nabi dan Kutika (abad ke-10).
15-19. Rukun Islam dan Iman (abad ke-20).
15-20. Aneka Do'a dan Zikir (abad ke-18).
15-21. Terjemah Barzanji (abad ke-20).
15-22. Tasawuf (abad ke-18).
15-23. Tauhid (abad ke-20).
15-24. Hikayat Indrajaya (abad ke-20).
15-25. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-18).
15-26. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-20).
15-27. Keutamaan Surah Al-Fatihall (abad ke-20).
15-28. Barzanji (abad ke-18).
15-29. Tauhid dan Fikhi (abad ke-20).
15-30. Tarekat Naqsyahbandiyah (abad ke-20).
15-31. Barzanji (abad ke-18).
15-32. Tasawuf dan Fikhi (abad ke-20).
15-33. Pattirioloanga Ri Bira (abad ke-20).
15-34. Kutika Astronomi (abad ke-20).
15-35. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
15-36. Fikhi (abad ke-20).
15-37. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
15-38. Tasawuf (abad ke-20).
15-39. Khalwatiah Samman (abad ke-20).
15-40. Khutbah Jum'at (abad ke-20).
15-41. Nabi Bercukur dan Tasawuf (abad ke-20).
15-42. Fikhi (abad ke-20).
Rol B 16
16- 1. Sawerigading Bergegas Ke Cina (abad ke-20).
16- 2. Elong Botting (abad ke-20).
16- 3. Kelong Nasehat Keagamaan (abad ke-20).
16- 4. Khutbah (abad ke-20).
16- 5. Sawerigading Diluar Langit (abad ke-18).
16- 6. Isra' -Mikraj Dan Nabi Bercukur (abad ke-20).
16- 7. Riulona Mannagae (abad ke-20).
16- 8. Sang Hyang Sri (abad ke-20).
16- 9. Kawin Kembar di Luwu (abad ke-20).
16-10. Isra’- Mikraj (abad ke-20).
16-11. Fiqih dan Tarekat Khalwatiah Samman (abad ke-20).
16-12. Tasawuf (abad ke-20).
16-13. Tasawuf (abad ke-20).
16-14. Sejarah Nabi dan Tarekat Khalwatiah Samman (abad ke-20).
16-15. Tarekat Khalwatiah Samman (abad ke-18).
16-16. Do’a dan Azimat (abad ke-20).
16-17. Mantera dan Azimat (abad ke-20).
16-18. Tasawuf (abad ke-20).
16-19. Khutbah (abad ke-20).
16-20. Khutbah Jum'at (16-8-1993).
16-21. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
16-22. Fiqih dan Tajwid (abad ke-17).
16-23. Haji dan Bacaannya (abad ke-18).
16-24. Zikir Abdullah Bin Alwi AI-Haddad (abad ke-19).
16-25. Azimat (abad ke-20).
16-26. Khalwatiah Samman (abad ke-20).
16-27. Obat.-Obatan (abad ke-20).
16-28. Obat-Obatan dan Do'a (abad ke-20).
16-29. Dialog Abdullah bin Tsamud Di Khaebar (abad ke-20).
16-30. Pitika (abad ke-20).
16-31. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
16-32. Shalat Jum'a t (abad ke-20).
16-33. Bunga Rampai Agama Dan Budaya (abad ke-20).
16-34. Hadidt Dan Tauhid (abad ke-20).
16-35. Maulid Barzanji (abad ke-18).
16-36. Tauhid (abad ke-19).
16-37. Surat Arumpone A. Pabenteng(11-9-1946).
16-38. Do’a dan Tasawuf (abad ke-19).
16-39. Aneka Baca-Baca (abad ke-19).
16-40. Perkawinan Batara Lattu Dengan We Datu Senngeng (abad ke-20).
16-41. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-19).
16-42. Sawerigading Tiba Di Posi Tana(abad ke-19).
16-43. Sawerigading Kepammasareng (abad ke-18).
16-44. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
16-45. Bunga Rampai Agama Dan Budaya (abad ke-20).
Rol B 17
17- 1. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-17).
17- 2. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
17- 3. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
17- 4. Bunga Rampai Agama Dan Budaya (abad ke-20).
17- 5. Mikraj Nabi dan Kisah Syekh Yusuf (abad ke-20).
17- 6. Sejarah Gowa (abad ke-20).
17- 7. Surat Nikah, Talak dan Perjanjian (1927-1940).
17- 8. Bunga Rampai Agama dan Budaya (1927-1940).
17- 9. Karaeng Tompo di Cina (abad ke-18).
17-10. Ajilaide Ke Cina (abad ke-18).
17-11. Riwayat Hidup Ajilaide (abad ke-19).
17-12. Mula Turunnya Batara Guru (abad ke-20).
17-13. Fikhi {abad ke-20).
17-14. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
17-15. Tasawuf (abad ke-20).
17-16. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-20).
17-17. Karaeng Tompo Di Cina (abad ke-20).
17-18. Tasawuf (abad ke-18).
17-19. Bunga Rampai, Agama Dan Budaya (abad ke-18).
17-20. Syaraful Anam (abad ke-18).
17-21. Pitika (abad ke-18).
17-22. Lontaraq Perahu (abad ke~20).
17-23. Syaraful Anam (abad ke-18).
17-24. Fikhi (abad ke-18).
17-25. Asal-Usul Tuanta 8alamaka (abad ke-20).
17-26. Aneka Macam Pesan (abad ke-20
17-27. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
17-28. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
17-29. Tarekat (abad ke-19).
Rol B 18
18- 1. Tarekat (abad ke-19).
18- 2. Tasawuf (abad ke-20).
18- 3. Mikraj Nabi Muhammad (abad ke-18).
18- 4. Kisah Nabi (abad ke-18).
18- 5. Rurat Bercukurnya Nabi (abad ke-20).
18- 6. Ilmu Kewiraan (abad ke-18).
18- 7. Tulkiyamah (abad ke-18).
18- 8. Aneka Macam Do'a (abad ke-18).
18- 9. Kisah Darmatasia (abad ke-20).
18-10. Kisah Baginda Ali (abad ke-19).
18-11. Khotbah Idul Fitri (abad ke-19).
18-12. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-18).
18-13. Bacaan Dalam ShaLat (abad ke-18).
18-14. Dialog Nabi Dengan Abu Hazi (abad ke-20).
18-15. Aneka Baca-Baca dan Do'a (abad ke-18).
18-16. Ilmu Kewiraan (abad ke-20).
18-17. Pitika (abad ke-20).
18-18. Pitika (abad ke-20).
18-19. Surat Bercukurnya Nabi Dan Diciptakannya Nur Muhammad (abad ke-20).
18-20. Bunga Rampai Agama (14-05-1955).
18-21. Surat Bercukurnya Nabi (abad ke-20).
18-22. Aneka Macam Do'a-Do’a dan Baca-Baca (abad ke-18).
18-23. Aneka Baca-Baca dan Do’a-Do’a (abad ke-18).
18-24. Do'a Dan Zikir (abad ke-18).
1fl-25. Do’a-Do’a dan Hikmat (abad ke- 20).
18-26. Khutbah Jum' at (abad ke-20).
18-27. Hikayat Bulaena Parangiang (abad ke-20).
18-28. Cerita Bulaena Parangiang (abad ke-20).
18-29. Kematian (abad ke-20).
18-30. Syaraf Al-Anam (abad ke-18).
18-31. Bunga Rampai Agama (abad ke-18).
18-32. Akhbar Al-Akhira (abad ke-20).
18-33. Kematian (abad ke-20).
18-34. Fiqih (abad ke-19).
18-35. Do’a dan Azimat (abad ke-20).
18-36. Do'a - Do' a (abad ke-20).
18-37. Mula Turunnya Salinrung Langi (abad ke-18).
18-38. Hikayat Karaeng Imaturaga (abad ke-20).
18-39. Fiqih (abad ke-18).
18-40. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-18).
18-41. Ilmu Kewiraan (abad ke-18).
18-42. Elong Matutu (abad ke-20).
18-43. Lontaraq Bajeng (abad ke-20).
18-44. Idara Nante (09-11-1997).
18-45. Manusia Di Alam Arwah (abad ke-18).
18-46. We Tenribali Ke Tekkalalla (abad ke-18).
18-47. Batara Lattu Lahir (abad ke-20).
18-48. Akhbar AI-Akhira (abad ke-20).
Rol B 19
19- 1. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
19- 2. Hikayat Ali Hanafi (abad ke-20).
19- 3. Isra’ Mikraj (abad ke-20).
19- 4. Tauhid (abad ke-20).
19- 5. Mikraj Nabi Muhammad (abad ke-20).
19- 6. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
19- 7. Kisah Nabi Muhammad (abad ke-20).
19- 8. Silsilah Puang Enrekan (abad ke-20).
19- 9. Si1si1ah (abad ke-20).
19-10. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
19-11. Do'a Dan Shalat (abad ke-19).
19-12. Mula Turunnya Ratara Guru (abad ke-19).
19-13. Khutbah (abad ke-18).
19-14. Do’a dan Khutbah (abad ke-20).
19-15. Do’a-Do’a (abad ke-18).
19-16. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
19-17. Al-Qur 'an (abad ke-18).
19-18. Runga Rarnpa Keagamaan (abad ke-18).
19-19. Tajwid (abad ke-20).
19-20. Fiqih (abad ke-20).
19-21. Nasehat Nabi (abad ke-18).
19-22. Barzanji dan Terjemah (abad ke-19).
19-23. Tasawuf (abad ke-17).
19-24. Nasehat Keagamaan (abad ke-18).
19-25. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
19-26. Bunga Rarnpai Keagamaan (abad ke-19).
19-27. Tarekat Naqsyabandia (abad ke-19).
19-28. Kutika (abad ke-20).
19-29. Kutika (abad ke-20).
19-30. Toloq Rumpakna (abad ke-20).
19-31.Attoriolong Ri Pattiro (abad ke-18).
19-32. Isra Mi'raj. (abad ke-20).
19-33. Meong Palo (abad ke-20).
19-34. Azimat (abad ke-20).
19-35. Kutika (abad ke-20).
19-36. Aneka Kisah (abad ke-20).
19-37. Kutika (abad ke-20).
19-38. Orang Mandar di Gowa (1-3-1997).
19-39. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
19-40. Tasawuf. (abad ke-17).
19-41. Fiqih (abad ke-17).
19-42. We Makkawaru kawin dcngan Sangaji Botto (abad ke-20).
19-42. Surat Pemilikan Tanah (abad ke-17).
19-43. Do’a-Do’a (abad ke-19).
19-44. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
19-45. Riwayat Syekh Yusuf (abad ke-20).
19-46. Nasehat ulama (abad ke-20).
19-47. Karaeng Tompo ke Cina (abad ke-18).
19-48. Khalwatiah Samman (abad ke-20).
19-49. Dialog Jibril dengan Tuhan (abad ke-20).
Rol B 20
Tanggal pernbuatan : 27 Mei 1997.
20- 1. Tasawuf (abad ke-19).
20- 2. Hikayat Tuanta Salamaka dan Perkawinan HaBsan (abad ke-20).
20- 3. Khalwatiah Samman (abad ke-18).
20- 4. Tasawuf (abad ke-19).
20- 5. Nama Kapas dan Sarung (abad ke-20).
20- 6. llmu Kewiraan dan Kutika (abad ke-19).
20- 7. Riwayat Nurul Asikin (abad ke-20).
20- 8. Mikraj Nabi (abad ke-20).
20- 9. Riwayat Hassan dan Hussein (abad ke-20).
20-10. Aneka Do'a (abad ke-18).
20-11. Tarekat Khalwatiah Samman (abad ke-18).
20-12. Fikhi (abad ke-19).
20-13. Tulkiyamah (abad ke-18).
20-14. Zikir (abad ke-18).
20-15. Naqsabandiah (abad ke-20).
20-16. Naqsabandiah (abad ke-20).
20-17. Fiqih dan Tarekat Naqsabandiah (abad ke-20).
20-18. Tul Kiamat (abad ke-20).
20-19. Dialog (abad ke-20).
20-20. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
20-21. Sitti Rabiatul Alawiyah (abad ke-20).
20-22. Dialog Nabi (abad ke-20).
20-23. Bunga Rarnpai Budaya (abad ke-20).
20-24. Kisah Musa Al-Kalim (abad ke-20).
20-25. Rahasia Ilmu Gaib (abad ke-20).
20-26. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
20-27. Kitab Tabib Kedokteran (abad ke-20).
20-28. Obat-Obatan (abad ke-20).
20-29. Pitika (abad ke-20).
20-30. Hikayat Rabiatul Alawiyah. Adabiah (abad ke-20).
20-31. Fikhi (abad ke-20).
20-32. Al Fatuhat Al-Ilayah (abad ke-20).
20-33. Maulid Barzanji (abad ke-20).
20-34. Risalah As'Adiyah 1980 (abad ke-20).
20-35. Terjemahan Al-Qur’an (abad ke-20).
20-36. Bunga Rampai Agama (abad ke-17).
20-37. Karaeng Tompo Ke Cina (abad ke-18).
20-38. Sejarah Nabi (abad ke-19).
20-39. Bungai Rampai Yusuf (abad ke-17).
20-40. Ratib Al Haddan (abad ke-18).
20-41. Tauhid dan Tahmid Kepada Allah (abad ke-18).
20-42. Isra’ Mikraj (abad ke-20).
20-43. Barzanji dan Terjemahan (abad ke-20).
20-44. Kalimat Tauhid Dalam Bentuk Syair (abad ke-19).
20-45. Kitab Makrifah Al-Araniy Zat Allah (abad ke-20).
Rol B 21
21-01. Hikayat Syekh Yusuf (abad ke-20).
21-02. Tarekat Khalwatiah dan Naqsyabandiah (abad ke-20).
21-03. Tasawuf dan Pitika (abad ke-20).
21-04. Fikhi dan Tasawuf (abad ke-20).
21-05. Rahasia Hakikah 11 Al-Saian (abad ke-20).
21-06. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
21-07. Tasawuf (abad ke-20).
21-08. Do'a-Do'a (abad ke-20).
21-09. Do'a dan Tasawuf (abad ke-20).
21-10. Do'a-Do'a dan Azimat (abad ke-18).
21-11. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-18).
21-12. Kutika (abad ke-20).
21-13. Aneka Baca-Baca (abad ke-17).
21-14. Bunga Rampai Agama Islam (abad ke-18).
21-15. Dialog Bayi Dengan Allah (abad ke-20).
21-16. Do'a-Do'a (abad ke-20).
21-17. Hidayah AI-Bidaya (26-06-1993).
21-18. Bunga Rampai Tasawuf (abad ke-20).
21-19. Guru dan Murid (11-07-1993).
21-20. Fiqih dan Tasawuf (1992).
21-21. Bunga Rampai Tasawuf (26-07-1973).
21-22. Al-Ajwibah AI-Mardhiyah ‘Ala Raddi Al-Baka Hina Al-Jaliyyah Fi Isythibat Kawn
Al-Khutba Ri Al-Arabi (1940).
21-23. Syifa Al-/)fidah (1940).
21-24. Al-Nakhibah Al-Buqisyyah (1934).
21-25. Tulqiyamah (abad ke-20).
21-26. Sitti Naharira (abad ke-20).
21-27. Surat Bercukurnya Nabi Muharnmad SAW. (abad ke-20).
21-28. Do'a-Do' a. (abad ke-20).
21-29. Ilmu Annisa (abad ke-20).
21-30. Uraian Sifat Duapuluh (abad ke-20).
21-31. Tasawuf (abad ke-20).
21-32. Adat di Sawitto (abad ke-20).
21-33. Kutika (abad ke-20).
21-34. Isra Mikraj (abad ke-20).
21-35. Lontarar Pangoriseng Tanah Ugi (abad ke-20).
21-36. Fiqih (abad ke-19).
21-37. Nasehat Nabi (abad ke-20).
21-38. Syekh Mardang (1970).
Rol B 22
22-01. Bunga Rampai Keagarraan (abad ke-18).
22-02. Kutika (abad ke-20).
22-03. Tulkiyamah (abad ke-20).
22-04. Kutika (abad ke-20).
22-05. Syekh Yusuf (abad ke-20).
22-06. Dialog Nabi (abad ke-20).
22-07. Syekh Yusuf (abad ke-20).
22-08. Majuruah Al-Hikam Fi Baan Al-Washya wa Al-Mawaiz Al-Hasanah (28 nov 1971).
22-09. Khutbah Jum’at Jilid 11 (abad ke-20).
22-10. Tasawuf (abad ke-20).
22-11. Pitika (abad ke-20).
22-12. Tasawuf (abad ke-20).
22-13. Tasawuf (abad ke-18).
22-14. Fikih (abad ke-19).
22-15. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
22-16. Tasawuf (abad ke-20).
22-17. Tasawuf (abad ke-18).
22-18. Lontara Pertanian (abad ke-18).
22-19. Bunga Rampai Agama (abad ke-18).
22-20. Terjamahan Al’Qur’an (abad ke-19).
22-21. Khutbah Jum’at (abad ke-20).
22-22. Lontaraq Pertanian (abad ke-20).
22-23. Fiqih dan Tauhid (abad ke-20).
22-24. Ilmou Saraf (abad ke-20).
22-25. Fiqih dan Maulid (abad ke-20).
22-26. Tasawauf (abad ke-17).
22-27. Fiqih (abad ke-20).
22-28. Bunga Rarnpai Agama dan Rudaya (abad ke-18).
22-29. Kisah Muhammad (abad ke-20).
22-30. Hidayah AI-Mubtadi Wa Umdah Auladi (abad ke-20).
22-31. Nasihat Abdul Bada (abad ke-19).
22-32. Do'a Ular Deddo (abad ke-18).
22-33. Hakekat Nur Muhammad (abad ke-19).
22-34. Tata Cara Penggunaan Bedil (abad ke-17).
22-35. Si1silah (abad ke-20).
22-36. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
22-37. Kutika (abad ke-19).
Rol B 23
23- 1. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
23- 2. Bunga Rampai Budaya (abad ke-19).
23- 3. Surat Jual Beli (abad ke-19).
23- 4. Surat Perjanjian Jual Beli (abad ke-20).
23- 5. Surat Pemberian (abad ke-19).
23- 6. Surat Jual Beli (abad ke-19).
23- 7. Menghadapi Sakratul Maut (abad ke-19).
23- 8. Syaraful Anam (abad ke-20).
23- 9. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
23-10. Tauhid (abad ke-20).
23-11. Syaraful Anam (abad ke-20).
23-12. Bunga Rampai Agama (abad ke-20).
23-13. Lontaraq Pertanian (abad ke-19).
23-14. Bunga Rampai Agama (abad ke-19).
23-15. Bunga Rampai Agama (abad ke-18).
23-16. Mau1id (abad ke-20).
23-17. Putri Johar Manikam (abad ke-20).
23-18. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
23-19. Pitika (abad ke-20).
23-20. Tasawuf (abad ke-20).
23-21. Tasawuf (abad ke-20).
23-22. Tasawuf (abad ke-20).
23-23. Silsilah Sayid Jalaluddin (abad ke-20).
23-24. Silsilah Sayid Jalaluddin (abad ke-20).
23-25. Mikratul Mukminin (abad ke-20).
23-26. Tauhid dan Fiqih (abad ke-20).
23-27. Nur Muhammad (abad ke-20).
23-28. Anak Cucu Nabi Muhummad (abad ke-20).
23-29. Abdul Akhira (abad ke-20).
23-30. Yisah Nabi Adam (nbad ke-20).
23-31. Penafsiran Shalat (abad ke-20).
23-32. Maulid Cikoang (abad ke-20).
23-33. Aqidah Islam (abad ke-20).
23-34. Maulid Cikoang (abad ke-20).
23-35. Fiqih (abad ke-20).
23-36. Fiqih (abad ke-20).
23-37. Fiqih (abad ke-20).
23-38. Maut Al-Anbiya dan Shalat (abad ke-20).
23-39. Tauhid (abad ke-20).
23-40. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-20).
23-41. Do'a dan Bacaan (abad ke-19).
23-42. Bunga Rampai Keagarnaan (abad ke-20).
23-43. Kutika (abad ke-20).
23-44. Dialog dan Pesan (abad ke-18).
23-45· Tasawuf dan Tarekat (abad ke-20).
23-46. Bunga Rampai Agama (abad ke-19).
23-47. Bunga Rampai Budaya (abad ke-20).
23-48. Rilekkekna Sanghyang Serri (abad ke-20).
23-49. Ladado (abad ke-20).
23-50. La Maddukelleng Kembali Dari Pammasareng (abad ke-20).
23-51. Zikir Tarekat Khalwatiah Samman (abad ke-20).
23-52. Jawaban Surat Andi Mappanyukki Raja Bone Dari Muhammad Saleh
23-53. Bolaennga Parangia (abad ke-20).
23-54. Do’a dan Tasawuf (abad ke-20).
23-55. Tasawuf (abad ke-20).
23-56. Do'a-Do’a (abad ke-20).
23-57. Akhlak (abad ke-20).
Rol B 24
24-1. Do'a-Do'a (abad ke-19).
24-2. Isra'-Mikraj Nabi (abad ke-20).
24-3. Tasawuf (abad ke-20).
24-4. Surat Kadi Barru dan Azimat (abad ke-20).
24-5. Fiqih dan Do'a-Do'a (abad ke-20).
24-6. Silsilah Tarekat Muhammadiyah (abad ke-20).
24-7. Khutbah Jum'at (abad ke-20).
24-8. Tasawuf (abad ke-20).
24-9. Bunga Rampai Agama dan Budaya (abad ke-20).
24-10. AI-Dalalah Fi-Tahir Adillah Al-Qiblah (abad ke-20).
24-11. Tasawuf (abad ke-20).
24-12. Lontara Pertanian (abad ke-19).
24-13. Sawerigading Berlayar ke Labutikka (abad ke-18).
24-14. Sawerigading Mencari Welle Ricina (abad ke-20).
24-15. Karaeng Tompo Berlayar di Cina (abad ke-18).
24-16. Hikayat Syekh Yusuf (abad ke-18).
24-17. H'ikayat Ali Hanafi (abad ke-19).
24-18. Perkawinan Kembar di Luwu (abad ke-20).
24-19. Sawerigading ke Negeri Tetangga (abad ke-20).
24-20. Fiqih (abad ke-20).
24-21. Fiqih (abad ke-20).
24-22. Akhbar AI-Qiyamah (abad ke-20).
24-23. Tajwid (abad ke-18).
24-24. Batara Guru Diturunkan di Bumi (abad ke-19).
24-25. Batara Guru Diturunkan di Bumi (abad ke-20).
24-26. Naesehat Keagamaan (aban ke-20).
24-27. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
24-28. Bunga Rampai Kagamaan (abad ke-20).
24-29. Sawprigading Bertemu We Pinrakati di Akhirat (abad ke-20).
24-30. Silsilah Keturunan Puang Mekka (abad ke-20).
24-31. Sejarah Nabi Muhamnmad (abad ke-20).
24-32. Hikayat Sitti Jawiah (abad ke-20).
24-33. Bunga Rampai Keagamaan (abad ke-19).
24-34. Hikayat Rasullah (abad ke-18).
24-35. Barzanjani (abad ke-20).
24-36. Nurul Hadi (abad ke-17).
24-37. Aneka Hikayat (abad ke-20).
24-38. Abu Sama Dihukum Dera (abad ke-20).
24-39. Silsilah Nabi Muhammad (aba ke-20).
24-40. Aliran-Aliran TIalam Islam (2 5- 06- 1969).
Rol B 25
25-1. Bunga Rampai Budaya (11-07-1975).
25-2. Bunga Rampai Budaya (30-02-1976).
25-3. Rombongan I We cudai ke Luwu (abad ke-18).
25-4. Kisah Sebelumnya Terciptanya Alam (abad ke-20).
25-5. Fiqih dan Tasawuf (abad ke-20).
25-6. Tarekat Sanusi (abad ke-19).
25-7. Durar Al-Hisan (1314).
25-8. Aqidah Islamiyah (1355).
25-9. Nur Al-Anwar (aharl ke-20).
25-10. Thariqah Husn Al-Khatima Fi Ma'na Hakikah, Lailahaillallah (abad ke-20).
25-11. Sejarah Nabi Muhammad (abad ke-20).
25-12. Silsilah Nabi (18 Agustus 1929).
25-13. Kisah Ashab Al-Kahfi (26 Mei 1960).
25-14. Al-Burhan Al-Jaliyah Fi Isyatirah AI-Khutbah Bi Al-Arabiyah (1357).
25-15. Kisah Jayalangkara (27-02-1972).
25-16. Kisah Sultan Jbrahim (abad ke-20).
25-17.Kisah Sultan Ibrahim (abad ke-20).
25-18. Bunga Rampai Buday(a (abad ke-20).
25-19. Kisah Darmatasia (abad ke-20).
25-20. Mula Turunnyabatara Guru (30-12-1970).
25-21. Tasawuf (abad ke-20).
25-22. Khutbah Jurn'at (abad ke-20).
25-23. Pitika (abad ke-20).
25-24. Meong Mpalo (abad ke-20).
25-25. Meong Mpalo (abad ke-20).
25-26. Meong Palo, Elong Matutu dan La Dado (abad ke-20).
25-27. Nasehat Batara 'Iungkekna Mekka (abad ke-20).
25-28. Hakehat Shalat (abad ke-18).
25-29. Tauhid (tahun 1227-Hijriyah).
25-30. Al-Manasikhah Bi Al-Jadwal (abad ke-19).
25-31. Nahwu Tatabahasa Arab (abad ke-20).
25-32. Hadist (abad ke-20).
25-33. Fiqih (abad ke-20).
25-34. Usul Tafsir (abad ke-20).


PERHATIAN : JIKA TERDAPAT LINK MUATURUN YANG GAGAL BERFUNGSI ATAU TERDAPAT MASALAH UNTUK MUATURUN MP3,KOMEN-KOMEN,SERTA CADANGAN-CADANGAN LAIN SILA NYATAKAN DALAM KOTAK KOMEN YANG TERDAPAT PADA SETIAP POST. KOTAK KOMEN TIDAK DIPAPARKAN PADA LAMAN UTAMA. KERJASAMA ANDA AMATLAH DIHARGAI.
:: Untuk Muaturun MP3 Kegemaran Anda, Klik Kiri Pada Tajuk Lagu. Anda Kemudiannya Akan Dibawa Ke Halaman Untuk Memuaturun MP3 Tersebut ::

Nama-nama to manurung


1. Matasilompoe Manurungnge ri Matajang – Bone
2. Simpurusiang - Manurungnge Luwu
3. La Dewata - Manurunge ri Babauwae (sekitar sungai walenae)
4. Manurunge ri Bulu Lowa (Sidenreng, besan 8-9)
5. La Bangenge Manurunge ri Bacukiki (Pare2)
6. We Tipulinge Manurunge ri Akkajang Tompoe Lawarang parang / Manurunge ri Suppa
7. Manurunge ri Akkajang Tompoe ri Lurae Marajae Sawitto (Pinrang)
8. Manurunge Maddeppae ri Awo Perring Sawitto (8-9 suami istri orang tua Addatuang Sawitto 1)
9. La Temmamala Manurungnge ri Sekkanyili (Soppeng riaja)
10. We Temmapuppu Manurunge ri Goarie (Soppeng rilau 10-11 suami istri)
11. Manurunge ri Lamuru (Lamuru Bone)
12. Simpurusiang Manurunge ri Cina (Pammana)
13. Manurung ri Gowa (Gowa)
14. Manurung ri Buatana (Sinjai?)
15. Manurung ri Tanralili (Maros)
16. Manurung ri Toro (Bone istri nomor 1)
17. Manurung ri Mampu (Bone)
18. Manurung ri Gattungeng Cinnong (Bone)
19. La Pariba Tomanurung ri Matajang Matakali (Enrekang)
20. La Taupakka Tomanurung ri Pasang (Enrekang)
21. Tomanurung ri Lembuang (Maiwa)
22. La Macelling Tomanurung ri Kaluppang (Enrekang)
23. Tomanurung ri Palipada (Enrekang)
24. Tomanurung Wellang ri Langi (Enrekang)
25. Manurungnge ri Cempalagiang/awangpone
26. Manurungnge ri Tondong (sinjai)
27. Manurungnge ri Lamatti (sinjai)
28. Pong ri Gadang Manurung ri Mandar
29. MAnurungnge ri Cinna (Bone)
30. Manurungnge ri pattanempunga otting (tambahan dari Andys Ogi)
31. Tumanurung ri arungkeke(wanita),,bernama Tumanurung Toalu' Daeng Taba turun d'daerah arungkeke,,
32. Tumanurung ri Layuk(wanita),,turun d'daerah binamu
33. Tumanurung ri bangkala (wanita) yg bernama banrimanurung...(tambahan dari Ansyari Arafat Thalib)
34. Manurunge ri Masisi
35. Manurunge ri Bukasi
36. La Tappa Uleng Manurunge ri Singaja
37. I Benrigau Manurunge ri Pasokkoleng (nomor 36-37 suami istri)
38. Tomanurung ri Padakkalawa (Besan 36-37)
39. To Manurung Kadokkong I lambeqsusu
40. To manurung Talibanangbulawang
41. To Manurung Simpojalangiq
42. To manurung Ri Wallapana awoe ( Sawitto)
43. To Manurung ri Cempa (Mandar)
44. To Manurung Bongkoungu ri Alitta (Pinrang)


PERHATIAN : JIKA TERDAPAT LINK MUATURUN YANG GAGAL BERFUNGSI ATAU TERDAPAT MASALAH UNTUK MUATURUN MP3,KOMEN-KOMEN,SERTA CADANGAN-CADANGAN LAIN SILA NYATAKAN DALAM KOTAK KOMEN YANG TERDAPAT PADA SETIAP POST. KOTAK KOMEN TIDAK DIPAPARKAN PADA LAMAN UTAMA. KERJASAMA ANDA AMATLAH DIHARGAI.
:: Untuk Muaturun MP3 Kegemaran Anda, Klik Kiri Pada Tajuk Lagu. Anda Kemudiannya Akan Dibawa Ke Halaman Untuk Memuaturun MP3 Tersebut ::

Sawerigading



Nama Sawerigading, sampai saat ini masih membekas dalam ingatan cultural masyarakat,bukan hanya di Luwu,Sulawesi Selatan,namun juga di berbagai daerah di Nusantara ini bahkan sampai kemanca Negara.sosok lelaki ini dikenal sebagai manusia perkasa keturunan dewa yang memiliki kemampuan yang luar biasa.Ia mengembara keberbagai tempat dan kehadirannya kerap dikaitkan dengan benda atau berdirinya sebuah kerajaan.Namanya termaktup jelas dalam Sureq Galigo.

Meski nama Sawerigading sebagai sosok yang menyejarah sangat dikenal,namun masih banyak yang belum mengetahui nama lain dari tokoh heroik ini.Nama-nama Sawerigading dan artinya ini dijelaskan dalam Sureq Galigo.Pemberian nama /gelar kepada Sawerigading disebabkan kesaktiannya dan kepribadian yang dimilikinya.adapun nama/gelar yang dimilikinya yaitu:

1. Pati Ware pemberian nama pada waktu lahirnya.

2. La Maddukkelleng namanya di Wariwangeng.

3. Sawerigading namannya di Luwu.

4. La Tenritappu namanya di Toddattoja.
5. La Tenriwerru namanya di Peretiwi
6. Langi Paewa namanya di Boroliu
7. Pamadalette namanya di Angkasa
8. Opunna Ware namanya di Watampare
9. To Ampanyompa namanya di Bone.
Arti nama tersebut yakni :
1. Pati ware artinya Walikota
2. La Maddukkelleng artinya Sungguh Mulia.
3.Sawerigading artinya Mengembangkan Kemuliaan.
4.La Tenritappu artinya Mulia Asli.
5.La Tenriwerru artinya Mulia Sempurna.
6.Langi Paewa artinya Maha Perkasa.
7.Pamadalette artinya Mengatasi sesamanya Pahlawan. 9.To Ampanyompa artinya Menundukkan setiap pribadi dalam kebenaran.
Sawerigading adalah seorang Putra Mahkota Kerajaan Luwu yang dilahirkan di Kerajaan Luwu [Kabupaten Dati II Luwu] di salah satu Kampung yang bernama Pensiumuni [Ussu] wilayah Kecamatan Malili yang terletak +_ 170 KM dari Kota Palopo.[Daerah ini sekarang berada dalam wilayah Kabupaten Luwu Timur.Daerah Luwu sejak tahun 2000 telah dimekarkan menjadi 3 Kabupaten dan 1 Kota yakni Luwu,Luwu Utara,Luwu Timur dan Kota Otom Palopo].
Sawerigading terlahir dari seorang Ibu Maddaratakku bernama We Datu Sengngeng [dari Kerajaan Tompo Tikka] dan nama bapaknya ialah Batara Lattu yang merupakan Pajung/Datu yang ke II di Kerajaan Luwu.Sawerigading dilahirkan dalam keadaan kembar.Saudara kembarnya adalah seorang Putri yang diberi nama Etenri Abeng [We Tenri Abeng]
Sawerigading termasuk pemuda yang gagah perkasa dan tangkas.bentuk hidung dan sinar matanya yang menarik,bentuk gigi dan bibirnya yang kemerah-merahan yang sangat mempesona.seluruh pasangan anggota badannya sangat serasi.Begitulah yang diuraikan dalam Buku La Galigo; Mappuji Pujinna Panre Patangnga,mengatakan �Malebbi lingkajo La Tenri Tappu� .Artinya,Mulia asli keseluruhan anggota badan La Tenri Tappu [Sawerigading].
Sawerigading terkenal sebagai orang yang sakti di samping ahli di bidang perang dan pelayaran.Ia seorang kelana/pengembara yang gagah berani dan di segani dimana-mana.Sawerigading termasuk pengembara yang pernah berkelana ke seluruh negeri yang ada di Asia Tenggara dan Timur Jauh. Kesaktian yang dimiliki Sawerigading antara lain,dapat berperang melawan musuhnya di atas angkasa,dapat memindahkan Gunung,dapat menghidupkan kembali pasukannya atau pasukan musuh yang gugur dalam medan peperangan dan juga dapat menjadikan ayam putih menjadi ayam hitam dan lain sebagainya.seperti dalam syair lagu Tari Jaga Sulassana yang mengatakan: Sulassana napabongngo,panre napakawewe,rimannaungenna..yang artinya:Ahli hukum menjadi bodoh,cendekiawan tercengang,perlakuan yang di sertai mauna dari Tuhan [Hidayatu minallah].
Kesaktian dan kemampuan yang dimiliki Sawerigading ini dapat di kategorikan sebagai mu�jizat laksana Nabi.karenanya Sawerigading dapat di kategorikan sebagai Nabi tapi bukan Rasul.benar atau salah kita kembali kepada Tuhan.hal ini dapat dibuktikan ketika Sawerigading berusaha untuk lebih memantapkan /meyakinkan keyakinan-nya serta sumber pemberi kesaktian yang dimilikinya [Prilaku yang luar biasa],maka iapun menghadap kepada ayahnya Batara Lattu.
KETIKA SAWERIGADING MENCARI TUHAN
Dengan kesaktian yang dimilikinya. Sawerigading menanyakan tentang Yang Maha Kuasa Sang Pencipta Alam Semesta.Seketika itu ayahnya,Batara Lattu,menyuruh Sawerigading menanyakan selanjutnya ke ayah Batara Lattu yang bernama Batara Guru [Pajung/Datu I di Kerajaan Luwu] yaitu nenek dari Sawerigading.
Ketika bertemu dengan kakenya,Batara Guru,dan menanyakan tentang Yang Maha Kuasa,iapun lantas menyuruh Sawerigading agar menghadap kepada Patotoe [ayah dari Batara Guru] untuk menanyakan hal tersebut.Dengan kesaktian yang dimilikinya,Sawerigading pun berangkat ke Botting Langi [Duania Atas],menghadap Patotoe untuk menanyakan mengenai Yang Maha Kuasa.Namun,Patotoe menyuru cucunya Sawerigading naik lebihlanjut ke atas untuk menghadap kepada Dewata Matenru Alameng Massulengka untuk menanyakan hal tersebut.Pada akhirnya pula Dewata Matenru Alameng Massulengka memberitahukan kepada cucunya Sawerigading bahwa sebenarnya bukanlah saya Yang Maha Kuasa tetapi Tuhan Semesta Alam. Dikatakan dalam bahasa Galigo dengan sebutan Puang Palanro,Datu sanra Langi yang berarti Tuhan Pencipta,menguasai seluruh Alam Semesta.untuk mendapatkan petunjuk mengenai Puang Palanro Datu Sanra Langi,Sawerigading pun dituntun oleh Dewata Matenru Alameng Massulengka untuk melakukan Munajat. Dalam bahasa Luwu/Galigo disebut Mappinangrakka yang berarti Tafakkur/Berserah diri lahir dan batin kepada Tuhan Yang Maha Esa.. Cara ini dilakukan dengan duduk Tarabu,melipat kedua kaki sambil memejamkan kedua mata.Berdasarkan petunjuk yang diberiakn oleh Datuknya / Datu Dewata Mattenru Alameng Massulengka,Sawerigading pun lantas melakukan proses Munajat untuk Mappinangrakka..Sesaat kemudian Sawerigading berada dalam ketidaksadaran diri,hilang diri dalam suasana Masiawallah yakni dalam wujud Allah semata-mata justru oleh karena telah beralih perasaan batin terhadap suatu keadaan yang tidak bersisi,tidak lagi kanan dan kiri,tidak lagi muka dan belakang,tidak atas dan bawah serta pada ruang yang tidak berbatas,tidak bertepi justru dimana pikiran hilang dayanya.Dia telah mencapai martabat Waliullah atas pertolongan Allah.Keadaan inilah yang disitir oleh syair dalam bahasa Luwu sebagai berikut:
Narekko maddiminni atae ripuanna
Maddimittoni puangnge ri atanna
Naripassampukini sampu apuannge
Nari pallingkajo lingkajo apuangeng
Artinya:
Bila hamba telah cinta Kepada Tuhannya,Maka Tuhan Cinta juga kapada Hambanya sehingga hamba diliputi dan dianugrahi rahmat Kekuatan.Dengan khasiat Munaja /Mappinagrakka tersebut Sawerigading semakin menunjukkan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Sawerigading pun senantiasa mengucapokan doa:
Ulawengnga ri Nabie
Salakawa ri Malaikae
Intangnga Ri Allataalah
Artinya:
Ya Tuhanku berikanlah nilai Emas atas Nabi,dan Perak atas Malaikat,Serta nilai Intan atas Allah SWT.
Sawerigading memandang Nabi laksana Emas,dalam arti memiliki nilai dan Kemuliaan.Malaikat dipandangnya laksana Perak dalam arti putih dan bersih mengkilat dan menarik.Seterusnya keberadaan Allah SWT,dipandangnya sebagai Intan yang berarti Putih bersih lahir dan batin yang memiliki Sinar / Cahaya untuk suasana yang gelap gulita.
Pencapaian yang dialami oleh Sawerigading terhadap KeEsaan Tuhan membuat Datu Dewata Mattenru Alameng Massulengka pun bertanya :
Apakah engkau telah melihat
Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Mulia
Sungguh dia Sang Pencipta yang tidak
Ada Serikat baginya
Jawab Sawerigading:
Jikalau ditanyakan,Tuhan Yang Maha Kuasa
Tidak ada Duanya yang Mencipta,
Nanti manusia itu telah mati,
Tenggelam seperti Air/hancur lebur
Baru akan melihat Tuhan
Secara syariat, kalimat tersebut dapat diterjemahkan bahwa;Untuk melihat Tuhan terlebih dahulu harus melalui prosesmati.Melalui mati baru akan bertemu dengan Syurga.Sedangkan bila dikaji secara mendalam menurut Ilmu Tasauf,maka kalimat tersebut dapat dipahami maknanya bahwa;Mati/fana�hilang diri[insun] lenyap dalam Tuhan baru bertemu dengan penyaksian suci murni tiada taranya dan sesamanya..Berdasarkan pengertian/pemaknaan inilah yang dicapai oleh Sawerigading.Akan tetapi pengertian ini tergantung tingkat Ilmu Pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Ada empat tingkatan pengetahuan yaitu:
1.Tingkatan pengetahuan Ilmu Yakin.pada tingkatan ini,manusia dapat memahami/menerima sesuatu meskipun ia belum pernah melihat atau merasakan sesuatu tersebut.sebagai contoh tingkat Ilmu Yakin; Apabila seseorang mendengarkan/memperoleh Informasi bahwa di Masjidil Haram Mekkah terletak Baitullah yang merupakan tempat Ibadah bagi ummat Islam,maka penyampaian/Informasi itu dapat ia yakini kebenarannya sekalipun ia belum pernah melihat langsung.
2.Tingkat Pengetahuan Ainul Yakin.Tingkat Ainul Yakin;Yaitu sudah pernah melihat Baitullah namun bersifat sambil berlalu saja.
3.Tingkatan Pengetahuan Haqqul Yakin.Tingkat Haqqul Yakin;yaitu disamping sudah melihat,juga diperhatikan serta mengetahui bentuk,warna,ukuran Tinggi,panjang dan lebar [bertawaf].
4.Tingkat Pengetahuan Kamalul Yakin. Tingkat Kamalul Yakin;Adalah tingkat yang sudah mencapai kesempurnaan yaitu disamping sudah melihat dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri,juga telah pernah merabah dan mencium dan merasakan �HAJARATUL ASWAD� yang ditancapkan pada Baitullah dimana batu tersebut berasal dari Syurga yang dapat menjadi saksi kelak di hari kemudian bagi ummat yang telah pernah Menziarahi,baik yang langsung maupun dengan isyarat melalui tangannya.
SAWERIGADING MENCARI CINTA
Dalam kitab Galigo bahwa pengembaraan Sawerigading kerap mengguanakan perahu [Wakkang].oleh masyaraka,keberadaan perahu Sawerigading tersebut hingga sekarang masih ada dan terdapat di hulu sungai Malili dan Hulu sungai Masamba.Meski demikian perahu ini sudah menjelma menjadi Batu,tetapi wujudnya masih menggambarkan bentuk perahu.Ketika Sawerigading hendak menuju ke Negeri Cina,Sawerigading mulai berlayar dari Kecamatan Malili melalui Teluk Bone sampai di Pulau Selayar dan mengganti perahunya disana.
Konon bekas perahu Sawerigading itu ditinggalkan di pulau Selayar dan tetap dipelihara baik dan dijadikan barang sakti oleh Masyarakat Pulau selayar dan di pulau Selayar terdapat juga suku Luwu sejak zaman Sawerigading.perjalanannya pun diteruskan ke barat mengarungi Laut Jawa dan singgah di Pulau Bali dan mendapat tantangan yang pertama dalam perjalanannya dan berhasil di kalahkan oleh Sawerigading.Dari peristiwa itulah penamaan Bali diberikan dan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Luwu, Bali berarti Lawan. Seterusnya Sawerigading melanjutkan perjalanannya melaluiLautan Tiongkok dan tiba di Benua Cina.
Dalam perjalanan Sawerigading kembali ke tanah kelahirannya banyak menurunkan anak buahnya di daerah Palu Sulawesi Tengah karna daerah tersebut sangat subur yang dialiri sungai yang sangat jernih dan kemudian melanjutkan kembali perjalanannya ke Luwu.Disinilah pertama-tama Sawerigading melihat Etenri Abeng,adik kandung-nya yang memiliki paras wajah yang sangat cantik serta menawan hati dan Sawerigading langsung terpesona sekaligus jatuh cinta dan ingin mempersunting adik kandungnya.
Karena Sawerigading ingin mempersunting adik kandungnya,maka ayah Batara Lattu dan ibunya We Datu Sengngeng merasa susah memecahkan persoalan ini. Maka kedua orang tua Sawerigading memanggil Rajeng Maddopa yang dianggap berpengalaman dan di segani di Negeri Luwu. Namun,Sawerigading yang sudah begitu mendalam cintanya kepada adiknya tidak menghiraukan nasehat Rajeng Maddopa.
Melihat kekerasan pendirian kakanya,Etenri Abeng kemudian memohon kepada ayah serta ibunya untuk mencoba memberi pengertian terhadap kakanya Sawerigading,akan tetapi sebelum Etenri Abeng memberikan petunjuk,ia meminta agar semua sepupu sekalinya sebanyak 40 orang ikut hadir menyaksikan di Istana Luwu.setelah berkumpul,Etenri Abeng keluar dari Guarinya [Kamar] sambil menuju tempat diaman sawerigading duduk dan langsung memberikan peringatan serta petunjuk kapada Sawerigading sebagai berikut:
Sayangilah saya kakak Dukelleng [Sawerigading],Supaya engkau jangan memperhatikan aku,Dan saya tunjukkan seorang kesayangan yang tak ada saingan kecantikannya dimana-mana.
Hanya satu cetakan dari Yang Maha Kuasa,Kami di ciptakan berdua.
Sawerigading menjawab: Dimana ia berada sedangkan ia tidak pernah di sebut-sebut di Luwu.
Kemudian Etenri Abeng menjawab:
Dia berkedudukan di tanah Bugis, Kampung Cina,Binti Lasattungpugi,Yang bernama We Cudai,Alias Daeng Risompa,mempunyai kekuasaan di Daerah Tanete, Bila engkau melihatnya lantas tidak sama kecantikannya dengan saya, kembalilah kemari dan kawinilah saya.
Mendengar pernyataan adiknya, Sawerigading lalu bertanya,� kalau demikian perahu mana yang saya gunakan? �. Maka Etenri Abeng memberikan jawaban dengan petunjuk: Ada kayu di Mangkutu,kayu Betao yang tumbuh sendiri,yang dijadikan tempat agung Ular Sawah menrelli,beserta Lipan bersusu-susun,dan menjadi tempat bersarang berbagai macam burung.
Kayu inilah yang dibuat perahu untuk di pakai berlayar menuju ke tanah Cina untuk memperistri-kan We Cudai.Ketika pohon ini di tebang menimpa gunung dan mengakibatkan gunung tersebut terbelah dua. Dan akhirnya diberi nama Bulu Poloe yang artinya Gunung Patah yang terletak di Wilayah Malili.akan tetapi jika melalui jalur ini harus lebih berhati-hati sebab,konon jalur tersebut di kramatkan oleh sebahagian Masyarakat Luwu.
Dalam pelayarannya mempersunting We Cudai, Sawerigading beberapa kali mendapatkan rintangan/tantangan yang selalu dilaluinya dengan peperangan,ia menghadapi musuh tujuh kali, meski demikian kesemuanya dapat di lumpuhkan/dikalahkan dan musuh yang terakhir ialah Sattia Bonga alias Lompeng Rijawa yang juga bermaksut memperistrikan We Cudai.Sawerigading lalu mengajukan pertanyaan kepada Settia Bonga sebagai berikut:
Apaka masih ada pahlawan saudara yang akan mengadakan perlawanan ?
Jawab Sattia Bonga:
Engkau wahai Tuan laksana angin sedang kami laksana daun Kayu.dimana angin bertiup disitulah kami terdampar. Pengakuan kekalahan Sattia Bonga kepada Sawerigading yang akhirnya Sawerigading memberikan bantuan kepada sattia Bonga untuk mengangkut pasukannya kembali di pangkalannya semula. Setelah semua musuh yang menantang Sawerigading dikalahkan, perjalanan pun diteruskan dan akhirnya tiba dengan selamat di Cina dan kemudian berhasil menikahi We Cudai.
CINRELLANA SAWERIGADING
Cinrellana berasal dari bahasa Luwu yang terdiri dari dua suku kata yakni Cinre dan Lana yang berarti,� Ada dan Tidak ada �. Jadi apabila kata Cinrellana ini ditafsirkan ke dalam bahasa Indonesia adalah kurang lebih artinya adalah sesuatu yang di asingkan. Jadi,misalnya,seseorang yang di asingkan,seakan berada di antara ada dan tidak ada.
Cinrellana adalah peristiwa yang terdiri atas diri Sawerigading bersama istrinya We Cudai setelah tiga tahun lamanya bersama istrinya hidup berkasih sayang di Cina.Ketika rombongan Sawerigading tiba di Luwu mereka disambut dengan meriah dan penuh keakraban oleh Masyarakat Luwu hingga memasuki istana ayahnya [Batara Lattu] dalam keadaan yang aman dan tentram.
Ketika tiba dihadapan Batara Lattu,Sawerigading pun menghaturkan sembah,kemudian Batara Lattu [Pajung Luwu] mengajukan pertanyaan kepada anaknya [Sawerigading] tentang hal sumpah Sawerigading yang tidak akan pernah lagi menginjakkan kakinya di tana Luwu [Dalam bahasa Galigo dikatakan Maccucu Piu. Sumpah tersebut memang pernah diucapkan oleh Sawerigading ketika ia harus meninggalkan Tana Luwu,untuk meminang We Cudai Wanita yang di tunjukkan adik kandungnya.
Mendengar pernyataan ayahandanya itu, sawerigading lalu menjawab,�Terserah ayahandah terhadap hamba.Apa kehendak ayah-handa itulah yang terjadi.� Mendengar jawaban anaknya itu,Batara Lattu tidak langsung memberikan keputusan.Ia pun mengambil kesimpulan untuk terlebih dahulu menunggu kedatangan Datu Dewata yang akan berkumpul di Luwu,baik Dewata dari Langit maupun Datu/Dewata dari Boroliu. Para Dewata ini akan berkumpul untuk membicarakan mengenai akan turunnya Al-Qur�an diDunia ini.Pada saat itulah baru akan dibicarakan persoalan Cucu Piu atau sumpah yang sawerigading telah ucapkan.
Setelah berkumpul Datu Dewata di Watang-pare ][Ibu kotra Kerajaan Luwu] akhirnya merekapun mengambil keputusan sebagai berikut:
1.Dunia akan dibersihkan.
2.Pemerintahan di dunia akan diadakan perobahan.
3.Dalam bahasa Galigo dikatakan:
4.Maeloi Ritu Ri Anipperi Engkaukengnge Ri Ale
5.Lino�,sebab Al-Qur�an akan di turunkan yang sudah seribu tahun diciptakan oleh Yang Maha Kuasa Allah SWT.
6.Sawerigading harus menigglkan Tanah Luwu dengan jalan diasingkan ke daerah Datuknya Guru Riselleng di Toddattoja.
Setelah Datu Dewata kembali ke daerahnya masing-masing,Datu Dewata Patotoe kembali ke Werewangeng [Langit] dan Datu Dewata �Guru Riselleng� kembali ke Toddattoja [Boro Liu] sambil menyusul Sawerigading bersama dengan Istrinya dan beberapa orang pengiringnya.
Rombongan ini melalui daerah antara lain,yaitu,Marapetteng,Peretiwi,dan Boro Liu,hingga akhirnya Sawerigading bersama rombongan pun tiba di daerah perasingan yakni Toddattoja.Daerah ini merupakan tempat tinggal Datuknya yakni Guru Riselleng.
Sejak tenggelamnya Sawerigading bersama rombongannya ke Boro Liu itu hingga sekarang keadaan Sawerigading tidak di ketahui.Apakah ia masih hidup atau sudah meninggal.Pada saat Sawerigading di tempat perasingannya itulah Al-Qu�an baru di Nuzulkan dengan perantara Malikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira {Makkatul Mukarramah].

SUMBER: Buku Karangan KH.Siodja Dg.Mallonjo DI TERBITKAN OLEH PUSTAKA SAWERIGADING PALOPO BEKERJASAMA DENGAN PEMERINTAH KOTA PALOPO {Editor Buku Idwar Anwar}Yang berjudul :� CATATAN TENTANG SAWERIGADING,SISTEM PEMERINTAHAN LUWU DAN MASUKNYA ISLAM�.
Dikutip dari:http://www.palopokota.go.id/index.php/animation/perda/pengumuman/perda/?page=artikel&ac=view&id=50&chose=second


PERHATIAN : JIKA TERDAPAT LINK MUATURUN YANG GAGAL BERFUNGSI ATAU TERDAPAT MASALAH UNTUK MUATURUN MP3,KOMEN-KOMEN,SERTA CADANGAN-CADANGAN LAIN SILA NYATAKAN DALAM KOTAK KOMEN YANG TERDAPAT PADA SETIAP POST. KOTAK KOMEN TIDAK DIPAPARKAN PADA LAMAN UTAMA. KERJASAMA ANDA AMATLAH DIHARGAI.

Featured Video

SENARAI TETAMU KEHORMAT MUATURUN MP3 PERCUMA

Followers