:: Untuk Muaturun MP3 Kegemaran Anda, Klik Kiri Pada Tajuk Lagu. Anda Kemudiannya Akan Dibawa Ke Halaman Untuk Memuaturun MP3 Tersebut ::

Minggu, 23 Desember 2012

Surat dari seorang Ayah : SALING MEMANUSIAKAN....


Oleh : A. Hasan Machmud

di SEMPUGI 
Surat ini merupakan bagian awal dari surat yang ayah akan kirimkan kepada anakda secara berkelanjutan. Dalam surat berikutnya ayah akan menulis tentang beberapa hal yang mungkin anakda perlukan.
Dalam surat anakda menyatakan keheranan terhadap situasi politik sekarang ini, dimana terjadi pertentangan yang berpanjangan. Mengenai hal itu, anakda tidak perlu merasa heran. Hal itu terjadi disebabkan karena adanya pergeseran nilai dalam masyarakat yang cukup mendasar. Dahulu, penilaian terhadap hal-hal yang dianggap `Baik' identik dengan `Benar'. Tetapi sekarang belum tentu yang dianggap baik itu `Benar'. Kalau dahulu, penilaian terhadap yang `Baik' itu berdasarkan nilai-nilai kebenaran yang dianut dalam masyarakat, baik menurut norma agama maupun etika dalam masyarakat. Sekarang penilaian kebenaran dianut dalam masyarakat, baik menurut norma agama maupun etika dalam masyarakat. Sekarang, penilaian terhadap `Baik' itu lebih mengarah kepada kepentingan pribadi atau kelompok dan "Pendewaan terhadap benda-benda" yang tambah mengaburnya nilai moral dan kemanusiaan dalam masyarakat sebab bertambah tinggi penilaian terhadap kepentingan pribadi dan benda, maka bertambah rendah penilaian terhadap moral dan kemanusiaan. Tidak heran jika Sheller mengatakan `Masa Besar' adalah kemajuan yang sangat pesat di bidang meterial seperti kemajuan teknologi dan ekonomi yang sangat dimaksudkan dengan `Manusia Kecil' adalah manusia tanpa moral dan rasa kemanusian dalam dirinya.
Sekarang ayah akan mencoba menggambarkan melalui cerita-cerita tentang hakekat saling memanusiakan itu. Untuk itu, ayah akan menceritakan suatu peristiwa yang terjadi di zaman Nabi Muhammad. Sewaktu Nabi Muhammad saw sedang duduk dengan beberapa orang sahabatnya di dalam sebuah masjid, tiba-tiba Saidina Ali r.a datang, salah seorang sahabat dan juga menantu Nabi Muhammad saw. Saidina Umar yang duduk di samping kanan Nabi Muhammad saw menggeser dari samping Nabi dan memberikan tempatnya kepada Saidina Ali, sesudah Saidina Ali duduk di sampingnya, Baginda menoleh kepada Saidina Umar lalu berkata:  " Hai Umar, hanyalah orang kelebihan kemulian yang dapat memuliakan orang lain " . Ucapan Nabi ini anakku patut kita renungkan secara mendalam. Karena kita berbicara tentang "Kemanusiaan " , mari kita mencoba menempatkan kata " Kemanusiaan" dalam konteks kalimat Nabi diatas tadi sehingga menjadi " Hanyalah orang yang memiliki kelebihan rasa kemanusiaan yang dapat memanusiakan orang lain ". Jadi seseorang harus mampu untuk memanusiakan diri sendiri sendiri dahulu baru memanusiakan orang lain.
Sekarang ayah akan menceritakan bagaimana pengaruh `memanusiakan' dalam menggugah kebersamaan dalam masyarakat. Untuk itu ayah akan menceritakan tentang Birgham Young yang selama hidupnya hanya pernah mengecap pendidikan formal, tidak lebih dari satu hari, tetapi ia mampu menjadi pemimpin orang-orang Mormon yang berhasil dan membawa orang-orang Mormon yang bertabiat kasar dan diburu-buru pada saat itu untuk melintasi padang pasir yang gersang dan panas itu hanya gerobak yang ditarik dengan sapi, kemudian ia bersama rombongannya menetap di tanah yang luas tetapi gersang itu, dimana pada akhirnya Birgham Young mampu menjadikan tanah gersang itu menjadi tanah yang subur dan dapat memakmurkan pengikutnya. Sehingga salah seorang menteri dari kabinet Abraham Lincon menyatakan : Birham Young adalah salah seorang negarawan di abad ini...
Bagaimana kepimpinan Birgham Young sehingga mampu mengubah orang-orang Mormon yang bertabiat kasar dan diburu-buru tersebut menjadi satu kekuatan pembangunan yang dahsyat ??.. Jawabannya cuma satu, iaitu Birgham Young mampu memanusiakan pengikutnya. Kepemimpinan B.Young yang bersikap memanusiakan pengikutnya mampu meningkatkan kepercayaan dan harga diri pengikutnya. Kepimpinannya yang adil menguatkan kedudukannya, karena menyatukan keadilan dan kekuasaan, sebab keadilan tanpa kekuasaan impoten, akan tetapi kekuasaan tanpa keadilan tirani. Birgham Young mampu menciptakan citra yang baik bagi dirinya melalui prilaku dan kepimpinannya. Kepimpinannya menyatu dengan keperibadiannya yang tidak mementingkan diri sendiri dan kelompok tertentu dalam pengikutnya. Mereka merasakan apa yang dilakukannya adalah untuk kepentingan bersama, sehingga mereka berusaha semaksimal mungkin. Kepimpinannya merupakan pencerminan dari apa yang dikatakan oleh Mustafa Ghabayani bahwa : " Kepemimpinan bukan didasari  oleh kepentingan peribadi atau kelompok, sebab jika kepentingan seperti itu mendasari tingkah laku dan kepemimpinan seseorang, tidak akan pernah menjadi pemimpin bangsa, hanya akan menjadi pemimpin dirinya atau kelompoknya sahaja....Wassalam.


PERHATIAN : JIKA TERDAPAT LINK MUATURUN YANG GAGAL BERFUNGSI ATAU TERDAPAT MASALAH UNTUK MUATURUN MP3,KOMEN-KOMEN,SERTA CADANGAN-CADANGAN LAIN SILA NYATAKAN DALAM KOTAK KOMEN YANG TERDAPAT PADA SETIAP POST. KOTAK KOMEN TIDAK DIPAPARKAN PADA LAMAN UTAMA. KERJASAMA ANDA AMATLAH DIHARGAI.

Featured Video

SENARAI TETAMU KEHORMAT MUATURUN MP3 PERCUMA

Followers